jpnn.com, JAKARTA - Politikus muda PDI Perjuangan Maruarar Sirait mengajak kalangan muda dan jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Taman Mini, Jakarta Timur tak segan-segan berpolitik. Menurutnya, hal penting dalam politik adalah konsistensi dan kegigihan berupaya demi membawa kebaikan bagi banyak orang.
Ara -panggilan Maruarar- menyampaikan ajakannya saat menjadi pembicara pada seminar bertema Generasi Muda HKBP yang Mandiri dan Berkualitas di Auditorium HKBP Taman Mini, Kelurahan Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (15/7). Di hadapan ratusan peserta seminar, anggota DPR itu legislator PDIP di DPR RI itu dalam paparannya menceritakan hal yang mendorongnya terjun ke politik.
BACA JUGA: Kiai Said Muncul di Bursa Cawapres, Begini Reaksi PDIP
Semula, Ara yang juga putra politikus senior Sabam Sirait merasakan betul praktik politik di era Orde Baru. Namun, Sabam selalu menggembleng Ara agar berpolitik secara baik dan mendorong demokrasi.
“Beliau (Sabam Sirait, red) hidup bersih dalam politik dan tetap memilih hidup sederhana naik Metromini,” ucap Ara di seminar yang juga menghadirkan mantan Sekjen HKBP Pdt Mori Sihombing itu.
BACA JUGA: Sepertinya Bu Mega Lebih Sreg Jika Jokowi Gaet Pak Kiai
Ara menyaksikan langsung bagaimana ayahnya memilih hidup sederhana dan menjauhi godaan. Sebagai contoh, Sabam pada era 1970-an memilih menolak pemasangan listrik untuk rumahnya dari sumber yang tak jelas.
“Bapak (Sabam) menolak karena hanya rumahnya yang dipasang listrik. Bapak menolak dengan alasan tidak mau terpisah dari masyarakat biasa,” ucap politikus kelahiran 23 Desember 1969 itu mengenang pengalaman hidupnya.
BACA JUGA: PDIP Daftarkan 21 Ribu Caleg
Sabam juga menggembeleng Ara saat berkuliah di Bandung. Sabam mengajari putra tertuanya itu untuk hidup mandiri.
Karena itu Ara saat berkuliah di Bandung sudah memulai bisnis kecil-kecilan dengan membuat usaha desain kaus. Hasil desain itu lantas dipasarkan di Jakarta.
Ara juga menggeluti bisnis penyewaan sound system. Bahkan, Ara membuka warung makan di dekat Universitas Parahyangan Bandung tempatnya menimba ilmu.
Tapi keputusan Ara menekuni bisnis bukannya tanpa kendala. Orang tuanya menyodorkan dua pilihan.
Opsi pertama, Ara tetap berkuliah dengan biaya orang tua tapi tak boleh berbisnis. Pilihan kedua, Ara dibiarkan berbisnis tapi tak ada uang kuliah lagi dari orang tuanya.
“Saya pilih kedua-duanya. Tentu kuliah juga penting, tetapi berbisnis walau kecil-kecilan juga penting,” katanya mengenang.
Tapi darah politik dari Sabam mendorong Ara mulai merintis jadi politikus. Pada Pemilu 2014, Ara menjadi calon legislatif PDIP untuk daerah pemilihan Jawa Barat XI yang meliputi Subang, Majalengka dan Sumedang.
Ikhtiar Ara berbuah. Dia terpilih menjadi anggota DPR.
Sejak 2004 pula Ara menjadi legislator PDIP di DPR. Dia kembali mengulangi keberhasilan dengan terpilih sebagai legislator PDIP dari dapil Jabar IX pada Pemilu 2009 dan Pemilu 2014.
Karena itu dia mengajak kalangan muda untuk berani memperjuangan prinsip sepanjang yakin benar. “Kita harus berlandaskan teori untuk memperjuangkan yang benar,” katanya.
Menurut Ara, kalangan muda bisa mengawali kiprah di politik untuk menggembleng diri menjadi calon pemimpin. Dia lantas menyinggung sial prinsip hidup untuk generasi muda HKBP.
Yang pertama adalah ora et labora atau berdoa dan bekerja. Yang kedua adalah menumbuhkan mental juara dan menolak kalah.
“Ketiga adalah menerapkan budaya malu. Kita harus bekerja keras biar terus menang, kita harus terbiasa dengan mental pemenang,” tandasnya.(jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Pembicaraan soal Poros Ketiga di Pertemuan PDIP-Demokrat
Redaktur : Tim Redaksi