jpnn.com - JAKARTA - Brigjen Basaria Panjaitan adalah satu dari tiga perempuan yang lolos ke tahap wawancara seleksi calon pimpinan KPK. Sebagai polisi wanita alias polwan dengan latar belakang reserse narkoba, dia optimistis tidak akan kesulitan berhadapan dengan koruptor.
"Kalau dikatakan keras atau tidak keras, orang di bidang korupsi tidak lebih keras dari narkoba. Saat (bertugas) di narkoba, banyak bajingan, latar belakangnya segala macam," ujarnya saat mengikuti tahap wawancara calon pimpinan KPK, Senin (24/8).
BACA JUGA: Jaksa Agung Minta Kepala Daerah tak Takut Gunakan Anggaran
Basaria tercatat pernah menjabat sebagai Kepala Bagian Reserse Narkoba Polda NTB (1997-2000), Kepala Bagian Reserse Narkoba Polda Jawa Barat (2000-2004), Direktur Reserse Kriminal Polda Kepulauan Riau (2006-2008) dan Kepala Pusat Provos Divisi Profesi dan Pengamanan Polri pada tahun 2009. Sejak tahun 2010 hingga sekarang, dia menjabat sebagai Widyaiswara (pengajar) Madya Sespim Polri.
Meski kerap bergumul dengan "bajingan" Basaria tidak kehilangan sisi kewanitaanya. Dia tetap menggunakan pendekatan yang halus kepada para bandar dan pengguna narkoba.
BACA JUGA: Serikat Pekerja JICT Polisikan Dirut Pelindo II
"Kita tidak membenci orangnya, tetapi (benci) yang dilakukannya. Kebanyakan orang yang saya tangkap, tidak pernah membenci saya. Karena semua saya lakukan dengan kasih," ujar bekas anak buah Komjen Budi Gunawan ini.
Mengenai keikutsertaanya dalam seleksi calon pimpinan KPK, Basaria bantah ada paksaan dari atasannya. Dia justru mengaku ikut karena didorong oleh para mantan anak buahnya yang menilai dirinya layak menduduki jabatan tersebut.
BACA JUGA: Heboh di Facebook, Perempuan Cantik Lompat dari Suramadu ke Laut
"Anak buah saya dari mana-mana telepon minta saya maju. Kata mereka panitia seleksinya perempuan semua, ibu pasti bisa juga (lolos)," pungkas Basaria. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok, Gatot Bisa jadi Tersangka di Tangan Kejagung
Redaktur : Tim Redaksi