jpnn.com - JAKARTA - Sorotan bertubi-tubi terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 (K-13) yang dinilai amburadul terus menggelinding. Penerapan Kurikulukm 2013 itu dinilai bermasalah hampir di setiap lini. Pemantauan cukup menyeluruh dilakukan oleh jajaran Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI).
Mereka melakukan pemantauan implementasi kurikulum baru di 21 provinsi dan 46 kabupaten/kota sepanjang 14 Juli " 8 September. Sekjen FSGI Retno Listyarti mengatakan, masalah yang muncul mulai dari pelatihan guru, pendistribusian buku, hingga isi atau konten buku itu sendiri.
BACA JUGA: Inalum Serahkan Beasiswa Pendidikan Senilai Rp 4,5 miliar
Terkait dengan pelatihan guru, Retno mengatakan belum semua guru sasaran implementasi kurikulum baru sudah dilatih. Baik itu pelatihan yang didanai oleh APBN maupun APBD. Selain itu, juga ada laporan pengeprasan waktu pelatihan. Contohnya di Sukabumi pelatihan yang seharusnya 5 hari dikepras hanya menjadi 2 hari saja.
"Sebagian pengaduan yang masuk ke kami, banyak guru masih belum paham terkait implementasi kurikulum baru ini. Meski sebatas membuat RPP (rencana proses pembelajaran, red)," tutur Retno di Jakarta kemarin.
BACA JUGA: Lembar Jawaban Hilang, Calon Mahasiswa S2 Harus Dites Ulang
Untuk itu dia meminta pemerintah baru nanti mengevaluasi ulang implementasi kurikulum baru ini terkait dengan kesiapan infrastrukturnya. Untuk urusan buku, Retno menegaskan memang benar pengiriman buku ke sekolah-sekolah banyak yang terlambat. Sebagai solusinya, banyak sekolah yang memfotokopi buku kurikulum baru itu.
"Akibatnya sampai ada sekolah yang dana BOS-nya habis untuk fotokopi buku kurikulum baru," jelas Retno.
BACA JUGA: Pelajar Bolos Digaruk Satpol PP
Sekolah-sekolah swasta dengan jumlah siswa kecil, banyak yang mendapatkan dana BOS sekitar Rp 19 juta. Tetapi setelah memesan buku kurikulum baru, ternyata tagihannya mencapai Rp 24 juta. Kasus serupa juga ada di sekolah negeri yang dana BOS-nya besar. Ada sekolah negeri menderima dana BOS Rp 227 juta. Tetapi tagihan buku barunya mencapai Rp 190 juta. Otomatis dengan sisa dana BOS tadi, banyak pos penggunaan dana BOS lainnya yang dikorbankan.
Melihat kompleksnya masalah itu, pihak FSGI mengimbau agar Kemendikbud melakukan perbaikan menyeluruh pada tahun ajaran mendatang. Yaitu tahun ajaran 2014/2015. Sehingga, tujuan pemberlakukan kurikulum baru tersebut bisa tercapai.
Menanggapi masalah pelatihan guru yang belum tuntas itu, Irjen Kemendikbud Haryono Umar mengatakan penilaian itu tidak benar. Dia menegaskan bahwa tanggungan pelatihan guru oleh Kemendikbud sudah selesai dilaksanakan. Begitu pula dengan pelatihan guru yang didanai dari APBD, juga sudah dilaksanakan.
"Kalau terkait pelatihan guru itu berkualitas bagus atau tidak, biarkan masyarakat punya pandangan sendiri-sendiri," tutur Haryono.
Dia mengatakan kalau memang pelatihan guru berjalan kacau, semua masyarakat mengecam Kemendikbud. Tetapi nyatanya Haryono mengatakan ada masyarakat yang menyambut baik implementasi kurikulum baru ini. Sedangkan untuk urusan pengadaan dan pendistribusian buku, Haryono mengatakan tim Itjen Kemendikbud sudah turun ke lapangan untuk investigasi.
Hanya saja, sampai sekarang investigasi itu masih berlangsung. Sehingga, Haryono belum bisa menyampaikan hasil temuan di lapangan. Haryono menegaskan Kemendikbud juga ingin menyelesaikan semua masalah di lini pendistribusian buku kurikulum baru itu. (wan/end)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mutu Pendidikan Tinggi Indonesia Tertinggal Jauh dengan Negara Tetangga
Redaktur : Tim Redaksi