KA Inspeksi Tabrak Crane, Masinis Meninggal

Jumat, 18 Juli 2014 – 12:55 WIB

jpnn.com - SIDOARJO ­– Musibah kecelakaan yang melibatkan kereta api (KA) terjadi di Sidoarjo Rabu (16/7) sekitar pukul 23.45. Kereta inspeksi (kais) Sindoro yang baru saja ditumpangi Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menabrak mobile crane di lintasan Desa Banjarkemantren, Buduran, Sidoarjo.

Dua orang meninggal dan empat lainnya luka. Korban meninggal adalah Rinda Bagus Sujarmanto, 23 (masinis), dan Abdul Mufid, 26 (pengendara motor). Empat korban luka adalah Diki Sandi, 23 (pembonceng motor); Debbi Riyanto (asiten masinis), 24; Khasan Basori, 24 (penumpang kereta inspeksi); dan M. Hafid, 33 (masinis pendamping).

BACA JUGA: Mahasiswa Desak Rano Karno Mundur

Sumaryoto, saksi di tempat kejadian, mengatakan bahwa kais Sindoro melaju dari selatan. Sesampai di Desa Banjarkemantren, Kecamatan Buduran, kereta tetap melaju. Di tempat tersebut terdapat persimpangan jalur lingkar timur.

”Palang kereta masih terbuka, makanya kendaraan tidak tahu jika ada kereta hendak melintas,” kata Sumaryoto.

BACA JUGA: Nasabah Pegadaian Ramai Tebus Emas

Saat itu mobile crane nopol B 9387 PD dan sepeda motor nopol W 6550 XZ yang melaju dari utara (Surabaya) hendak berbelok dan tetap melintas. Tabrakan pun tidak terelakkan. Kais Sindoro dengan nomor SI 31101 menabrak bagian depan crane merah itu. ”Crane terseret ke utara, sedangkan kereta terpental sekitar 50 meter,” imbuh Sumaryoto.

Kapolres Sidoarjo AKBP Marzuki mengatakan, kedatangan kais Sindoro di luar jadwal normal. Biasanya di atas pukul 23.00 tidak ada jadwal kereta melintas. Selain itu, berdasar keterangan saksi, tidak ada tanda-tanda kereta hendak melintas. ”Sehingga petugas palang pintu tidak menutupnya,” kata dia.

BACA JUGA: Kelelahan, Wali Kota Makassar Diinfus

Marzuki menegaskan, dua korban meninggal di lokasi kejadian. Yakni, Rinda Bagus dan Abdul Mufid. Sedangkan empat orang lain yang mengalami luka parah dievakuasi ke RSUD Sidoarjo yang kemudian sebagian dirujuk ke RSUD dr Soetomo dan RS lain sesuai permintaan keluarga korban.

Belum ada penetapan tersangka dalam kasus ini. Semua masih diusut. ”Kami juga masih berkoordinasi dengan PT KAI Daop 8 untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya,” ucap dia.

Kecelakaan itu mengundang perhatian pengendara yang melintas. Sempat terjadi kemacetan di jalur arah Surabaya–Sidoarjo. Terutama saat petugas Polres Sidoarjo hendak mengevakuasi crane. Jalur dari utara ditutup total.

Proses evakuasi cukup sulit. Beban crane 50 ton menjadikan mobil derek tidak mampu memindahkan crane dari tepi rel. Kasatlantas Polres Sidoarjo AKP Tommy Ferdian lalu mendatangkan forklif untuk membantu memindahkan crane tersebut.

Hingga pukul 05.00 crane belum bisa dievakuasi. Upaya terus dilakukan. Sekitar pukul 07.20 crane dapat disingkirkan. Begitu juga dengan tiga gerbong kereta yang anjlok.

Karena kecelakaan itu, beberapa jadwal perjalanan kereta terganggu. Di antaranya, KA Mutiara Timur , KA Probowangi, KA Penataran, dan KA Komuter.

Polisi Periksa Petugas Palang Pintu

Aparat Satlantas Polres Sidoarjo melakukan penyelidikan atas insiden tabrakan maut KA inspeksi-crane yang memakan dua nyawa. Hingga kemarin petang empat orang saksi diperiksa.

Dari para saksi itu, satu nama menjadi fokus perhatian polisi. Dia adalah M. Rohman, 41, penjaga palang pintu lintasan di pertigaan Banjarkemantren-lingkar timur (Maspion III) itu. Sebab, salah satu pemicu terjadinya insiden maut tersebut adalah tidak tertutupnya palang pintu.

Selain sang penjaga palang pintu, mereka yang diperiksa adalah seorang pegawai pabrik pakan ternak yang kebetulan ada di lokasi, seorang supeltas (sukarelawan pengatur lalu lintas) yang biasa beroperasi di tempat tersebut, serta seorang penjual nasi yang juga ada di lokasi saat kejadian. ”Mereka kami periksa karena berada di dekat lokasi kejadian,” kata Kasatlantas Polres Sidoarjo AKP Tomi Ferdian.

Selain itu, polisi masih mencari pengemudi crane tersebut. Pasalnya, seusai kejadian, dia langsung kabur. Informasi awal, pengemudi kendaraan itu bernama Joko.

Berdasar hasil pemeriksaan awal yang sudah dilakukan, unsur kelalaian dalam insiden tersebut cukup kuat. Berdasar keterangan yang sudah dikantongi polisi, saat kereta inspeksi itu melintas, palang pintu memang tidak tertutup.

Bahkan, di hadapan petugas, Rohman mengakui bahwa dirinya tidak sempat menutup palang pintu ketika kereta itu melintas. Pasalnya, saat itu dia tengah beristirahat di dalam pos lintasan. ”Saya istirahat karena sudah di atas jam 11. Pada jam-jam itu, biasanya sudah tak ada lagi kereta yang melintas,” katanya di hadapan petugas saat diperiksa di kantor satlantas.

Pria yang sudah 16 tahun bertugas di palang pintu itu bahkan tidak mengetahui kronologi insiden tersebut. Sebab, dia baru terbangun ketika tabrakan itu sudah terjadi.

Humas PT KAI Daop 8 Surabaya Sumarsono mengatakan, pihaknya menyerahkan kasus tersebut ke polisi. ”Petugas lintasan itu bukan pegawai yang dibayar PT KAI,” katanya.

Duka Keluarga Korban

Duka menyelimuti keluarga Rinda Bagus S., masinis kais Sindoro. Kamis pagi (17/7) keluarga Rinda dari Madiun datang ke RSUD Sidoarjo untuk menjemput jenazah pria 23 tahun itu. Jarwo, paman Rinda, mengatakan bahwa pihaknya diberi tahu soal insiden tersebut dini hari. Kabar memilukan tersebut membuat seluruh keluarga Rinda shock.

”Kami tidak memiliki firasat apa-apa sebelumnya,” ujar pria 43 tahun itu. Selama ini, lanjut Jarwo, Rinda dikenal sebagai sosok yang pendiam. Dia juga baik dalam bergaul. Tidak pernah berbuat neko-neko. Sejak tinggal di Jalan Candi Sewu, Madiun, Rinda juga sering berkunjung ke Desa Pule, Kecamatan Sawahan, tempat asalnya. Karena itu, hubungannya dengan keluarga dan orang tua dekat sampai sekarang. ”Anaknya baru umur sebulanan,” imbuh Jarwo.

Di bagian lain, jenazah Abdul Mufid dibawa ke Suntri, Gunem, Rembang, Jawa Tengah, tempat asalnya. Sementara itu, Debbi Rianto Ardia Putra menjalani perawatan di RSUD Sidoarjo. Diki Sandi dirujuk ke RSUD dr Soetomo dan M. Khasan Basori dibawa keluarga ke RS di Pasuruan. Begitu juga dengan M. Hafid yang dipindahkan ke RS di Jember. ”Kepindahan tersebut atas permintaan keluarga korban sendiri. Alasannya, supaya dekat dengan keluarga,” ujar Kepala Humas RSUD Sidoarjo Ahmad Zainuri. (riq/rst/ris/mas/sep/c10/nw)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mudik Gunakan Kendaraan Dinas Disanksi Turun Pangkat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler