jpnn.com - JAKARTA - Operasi militer pasukan khusus Filipina di Pulau Basilan belum kunjung menemukan di mana lokasi 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
Sementara, pemerintah Indonesia menjamin bahwa situasi masih terkendali. Hari ini, penyanderaan sudah memasuki hari ke-20.
BACA JUGA: Anak Buah Tersangkut Kasus BPJS, Ini Reaksi Jaksa Agung
Pemerintah menyatakan masih mengandalkan soft diplomacy untuk menyelamatkan para WNI yang disandera.
’’Saat ini sedang dalam tahap penyelesaian, dan mudah-mudahan bisa segera terealisasi (pembebasan seluruh WNI),’’ terang Sekretaris Kabinet Pramono Anung kemarin di kompleks Istana Kepresidenan kemarin (13/4).
BACA JUGA: Tumben KPK Abaikan Hasil Audit BPK, Ada Apa?
Dia menjamin, pemerintah memberikan perhatian khusus terhadap aksi penyanderaan yang sudah berlangsung selama 19 hari kemarin. Tentunya, dengan tetap menghormati kedaulatan negara Filipina sebagai pemilik otoritas wilayah.
Meskipun demikian, Pram menolak menjawab saat disinggung mengenai bentuk soft diplomacy yang dilakukan pemerintah Indonesia.
BACA JUGA: Reklamasi Terus, Elektabilitas Ahok Tergerus
’’Ada hal yang tidak bisa diungkapkan ke publik,’’ ucap mantan Sekjen PDIP itu. Yang jelas, upaya pemerintah tidak akan dihentikan sampai seluruh sandera, khususnya WNI, bebas. (bil/byu/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aset Eks PNPM Mandiri Perdesaan Harus Diaudit
Redaktur : Tim Redaksi