jpnn.com - JAKARTA – Komisaris Independen BCA Cyrillus Harinowo mengatakan, mulai tahun depan hingga 10 tahun ke depan perekonomian nasional memasuki masa keemasan.
Menurut dia, meski tahun ini melambat, kondisi ekonomi pada kuartal kedua dan ketiga mulai meningkat signifikan. Yakni, tumbuh dari 4,67 persen pada kuartal kedua menjadi 4,73 persen pada kuartal ketiga.
BACA JUGA: Waduh, Konsumsi Semen Masih Lesu
’’Saya meyakini tahun depan akan terjadi titik balik,’’ jelas Harinowo saat diskusi Indonesia Economic Outlook 2016 BCA akhir pekan lalu.
Berdasar riset BCA, lanjut dia, diperkirakan tahun depan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,3 persen. Kemudian, inflasi 4,1 persen dan suku bunga acuan BI rate 6,5 persen.
BACA JUGA: Hari Terakhir Harbolnas, Bukalapak Diskon Besar-besaran
Kinerja positif tersebut didukung sejumlah faktor. Antara lain, investasi dan konsumsi pemerintah yang meningkat sejak awal 2016. Hal itu akan memberikan multiplier effect kepada perekonomian.
Lalu, belanja pemerintah digunakan untuk pembangunan infrastuktur. Antara lain, proyek MRT, LRT, double tracking, tol Sumatera, trans Jawa, serta pelabuhan laut dan udara. Proyek-proyek tersebut akan memacu industri semen dan baja yang secara otomatis berdampak positif bagi perekonomian.
BACA JUGA: Mari Tepuk Tangan...Ibu Cantik Ini Terpilih Lagi Pimpin INSA
Faktor pendukung lain adalah inflasi yang cenderung rendah, neraca transaksi berjalan membaik, APBN lebih sehat, belanja pemerintah lebih cepat, dan adanya stimulus paket kebijakan ekonomi. Selain itu, secara eksternal, sudah ada kepastian kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed).
’’Eropa dan Jepang masih dalam kondisi stabil dengan moneter longgar. Sementara itu, stimulus moneter dan fiskal di Tiongkok membuahkan hasil,’’ ujarnya.
Dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang infrastuktur. Pertumbuhan juga ditopang sektor otomotif. Saat ini, Indonesia menjadi produsen mobil nomor 15 dunia. Dalam lima tahun mendatang, Indonesia diprediksi bisa melampaui Inggris dan Prancis. ’’Pasar mobil nasional pada 2016 diperkirakan rebound,’’ beber mantan petinggi BI itu.
Industri agrikultur juga akan mendorong perekonomian Indonesia. Antara lain, melalui komoditas singkong yang potensial digunakan sebagai bioetanol, jagung, dan beras. Selain itu, terdapat industri elektronik yang terus berkembang di pasar domestik dan global. ’’Polytron saat ini menjadi industri elektronik lokal yang terus meraksasa,’’ bebernya.
Begitu pula, konsumer produk, infrastuktur ritel, dan produk kelas menengah semakin kuat. Terakhir, potensi pasar e-commerce di tanah air masih sangat besar. Pertumbuhan bisnis e-commerce akan diikuti perkembangan online payment dan logistik. Ditambah para pemain e-commerce global yang memasuki pasar Indonesia.
’’Ada potensi sangat besar dengan jumlah pengguna internet sekitar 80 juta orang,’’ tuturnya. (swn/c4/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terbang Bersama Garuda dengan Menu Istimewa
Redaktur : Tim Redaksi