Kabar Gembira dari Kepala Bapanas Buat Perajin Tahu dan Tempe

Rabu, 26 Oktober 2022 – 16:28 WIB
Tangkapan layar Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi melalui Youtube Sekretariat Presiden. Foto: ANTARA/Mentari Dwi Gayati

jpnn.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyampaikan kabar gembira buat perajin tahu tahu dan tempe.

Pasalnya, Bapanas mendorong pemberlakuan kembali program bantuan penggantian selisih harga pembelian kedelai untuk perajin tahu dan tempe.

BACA JUGA: Perajin Tahu Tempe Mogok Produksi Hari Ini, Tuntut 3 Hal Penting

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjelaskan langkah tersebut untuk membantu para perajin tahu dan tempe agar tetap berproduksi di tengah lonjakan harga komoditas kedelai yang tidak menentu saat ini.

Arief mengatakan melalui bantuan penggantian selisih harga, perajin tahu dan tempe akan memperoleh subsidi Rp 1.000 untuk setiap kilogram pembelian kedelai.

BACA JUGA: Siap-Siap, Perajin Tahu Bakal Kompak Gelar Aksi Mogok, Nih Tanggalnya

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah mengarahkan Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri melalui perluasan lahan produksi kedelai.

Nantinya, hasil produksi kedelai tersebut akan dibeli dengan harga Rp 10 ribu per kilogram.

BACA JUGA: Harga Kedelai Meroket, Tahu dan Tempe Bakal Naik?

Namun, berdasarkan kondisi yang ada, petani tidak bisa menanam kedelai jika harganya di bawah Rp 10 ribu dan kalah dengan kedelai impor yang hanya Rp 7.000 ribu per kilogram.

“Dengan penetapan kebijakan harga acuan, itu akan menarik petani untuk lebih semangat berproduksi karena harganya diatur sehingga tidak merugikan petani," ujar Arief, Rabu (26/10).

Menurut Arief, keterlibatan BUMN pangan sangat penting dalam aspek penugasan untuk membeli kedelai dari petani sesuai harga yang ditentukan.

Melalui realisasi impor dan berdasarkan Prognosa Neraca Pangan Nasional Januari-Desember 2022, komoditas kedelai diperkirakan surplus sebesar 250 ribu ton pada akhir Desember 2022.

Apa lagi, importir memang merencanakan impor dengan hati hati terkait fluktuasi nilai tukar rupiah dan harga kedelai sehingga direncanakan bisa 3-4 bulan.

"Kami melihat situasi saat ini menjadi momentum untuk meningkatkan produksi kedelai dalam negeri dan melepas ketergantungan terhadap impor," tegas Arief.(mcr28/jpnn)


Redaktur : Friederich Batari
Reporter : Wenti Ayu Apsari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler