jpnn.com, SOLO - Wali Kota Surakarta, Jawa Tengah, Gibran Rakabuming Raka menyatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di daerah yang dipimpinnya belum berjalan secara efektif.
Hal ini karena mobilitas warga di Kota Solo masih cukup tinggi selama pelaksanaan PPKM Darurat.
BACA JUGA: Imbauan dari Gus Yaqut untuk Seluruh Rakyat Indonesia, Tolong Diperhatikan
"Sejak PPKM darurat diberlakukan, satu dua hari pertama masih seperti normal," kata Gibran di Solo, Jumat (9/7).
Oleh karena itu, katanya, penyekatan sejumlah ruas jalan harus dilakukan untuk memutus rantai penularan COVID-19 khususnya di Kota Solo.
BACA JUGA: Dokter Tirta Geram, Lantas Menjelaskan Batas Dosis Harian Vitamin C
"Ini untuk kebaikan kita bersama, (warga) harus mengurangi mobilitas," kata Gibran.
Dikatakan, penyekatan dilakukan agar terjadi penurunan angka kasus COVID-19. Meski demikian sebagian masyarakat bakal terganggu dengan langkah penyekatan tersebut.
BACA JUGA: Warga Surabaya, Tolong Perhatikan Data Ini, Sangat Buruk, Bikin Sedih
"Saya tahu banyak yang terdampak. Oleh karena itu, kami bantu sebisa mungkin, termasuk bantuan untuk pelaku usaha kecil dan menengah," katanya.
Gibran mengatakan saat ini Pemkot Surakarta sudah mendata calon penerima bantuan tersebut.
Sesuai rencana akan ada sebanyak 17.000 pelaku UKM yang menerima bantuan sebesar Rp500.000.
"Segera disalurkan, kami usahakan secepat mungkin. Saya sudah koordinasi dengan pengusaha, kami keroyokan untuk membantu yang terdampak," katanya.
Sementara itu, mengenai penyekatan tersebut ada enam ruas jalan protokol di Solo yang ditutup.
Berdasarkan data dari kepolisian, untuk ruas Jalan Urip Sumoharjo, Pierre Tendean, Jalan dr Rajiman, Gatot Subroto, dan Yos Sudarso ditutup dari pukul 07.00-21.00 WIB.
Sedangkan khusus Jalan Slamet Riyadi ditutup mulai Hari Jumat (9/7) pukul 16.00 WIB hingga hari Minggu pukul 24.00 WIB berlaku "nonstop".
"Sementara enam ruas jalan ini dulu," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo