jpnn.com - JAKARTA – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan melakukan evaluasi program beasiswa pendidikan mahasiswa miskin (bidik misi). Sebab, di beberapa daerah, hal itu tidak lagi disambut antusias. Salah satu penyebabnya adalah uang saku yang kecil.
Karena itu, Kemenristekdikti berencana menaikkan unit cost beasiswa unggulan pemerintah ini.
BACA JUGA: Tiga Hal ini yang Digenjot Mendikbud
Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Intan Ahmad mengatakan, rata-rata mahasiswa penerima bidik misi mendapatkan uang saku Rp 600 ribu/bulan.
’’Biasanya cair dirapel tiga bulanan,’’ katanya kemarin. Uang saku itu dinilai terlalu kecil. Untuk bayar kos saja hampir tidak tersisa. Apalagi di kota-kota besar seperti Depok, Jakarta, Bandung, dan Jogjakarta.
BACA JUGA: 34 Guru dan Tenaga Kependidikan Raih Penghargaan GTK Berprestasi
Ada laporan bahwa uang saku itu tidak dibelanjakan untuk keperluan mahasiswa sendiri. ’’Contohnya di ITS. Ada mahasiswa yang menggunakan uang saku bidik misi untuk diberikan ke orangtuanya,’’ kata Intan.
Guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mengungkapkan skenario yang dikaji untuk menambah uang saku bidik misi. Misalnya, menambah unit cost setiap mahasiswa yang sekarang dipatok Rp 12 juta/tahun.
BACA JUGA: Pengamat: Ganti Kurikulum, Cara Gampang Serap Anggaran
Penambahan unit cost itu bisa diterapkan dengan jalan mengurangi kuota penerima bidik misi. ’’Kajiannya masih berlangsung,’’ tutur dia.
Pengamat pendidikan Indra Charismiadji berpendapat, menaikkan uang saku harus dikaji mendalam. Apalagi anggaran pemerintah terbatas. ''Jika mahasiswanya dieenakan terus, semangat untuk kuliahnya bisa tidak maksimal,’’ katanya.
Menurut Indra, penerima bidik misi harus mencontoh mahasiswa-mahasiswa di luar negeri. Yakni, mengisi waktu di sela kuliah dengan bekerja.
’’Mahasiswa bisa magang di usaha sesuai dengan jurusan atau minatnya,’’ katanya. Selain menambah uang saku, juga bisa melatih soft skill sebelum benar-benar terjun ke dunia kerja. (wan/ca/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 71 Tahun Merdeka, Indonesia Belum Cerdas, Ini Buktinya
Redaktur : Tim Redaksi