Kabar Terbaru dari AKP Deni Soal Peluru Nyasar yang Melukai Bocah di Bandung Barat

Kamis, 25 November 2021 – 23:58 WIB
Polisi melakukan olah TKP di lokasi kejadian. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, BANDUNG BARAT - Kejadian peluru nyasar yang menimpa bocah 10 tahun asal Bandung Barat terus ditelusuri asal muasalnya. 

Informasi terbaru, Polsek Cililin mengirim barang bukti berupa peluru yang sudah dikeluarkan ke Puslabfor Mabes Polri di Bogor, Jawa Barat. 

BACA JUGA: Aldo Tewas Dibantai di Dekat Pos Lantas, Mengerikan

"Kami terus melakukan penyelidikan. Saat ini peluru itu telah dikirim ke Forensik Mabes Polri," kata Kapolsek Cililin AKP Deni Nurcahyadi dihubungi, Kamis (25/11).  

Peluru nyasar yang bersarang ditubuh bocah sekolah dasar itu sudah dikeluarkan dan dilakukan tindakan operasi oleh tim bedah RSHS Bandung. 

BACA JUGA: Seorang Bocah di Bandung Barat Jadi Korban Peluru Nyasar

Kemudian peluru langsung dibawa ke Lab Forensik Mabes Polri. 

Deni menerangkan peluru yang belum diketahui muasalnya itu akan diteliti di Lab Forensik untuk memastikan jenis hingga kalibernya. 

BACA JUGA: Amad Kejar Polantas Pakai Pedang Lantaran Tak Terima Anaknya Ditilang, Videonya Viral

Katanya, proses penelitian biasanya memakan waktu yang cukup lama. 

"Untuk meneliti jenis peluru tersebut dibutuhkan waktu yang lebih lama, karena selain meneliti jenis peluru, ukurannya juga akan diteliti," terangnya. 

Mengenai sumber peluru, Deni mengaku hingga kini belum mengetahui. 

Pihaknya masih melakukan pendalaman, mulai dari olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) hingga pemeriksaan terhadap saksi. 

"Kami masih mendalami kasusnya. Jadi belum bisa dipastikan (sumber dan pemilik peluru), jarak penembakan, dan dari arah mana," sambungnya. 

Ia menambahkan kondisi korban saat ini mulai membaik.

MA masih menjalani perawatan pasca operasi di RSHS Bandung

BACA JUGA: Mantan Kapolsek Kutalimbaru Dimutasi, Anak Buahnya Dipecat, Kasusnya Sangat Berat

"Perkembangan kondisi korban sampai saat ini semakin baik, sekarang dalam proses pemulihan dan dalam masa pemantauan," tandasnya. (mcr27/jpnn)


Redaktur : Budi
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler