jpnn.com, JAKARTA - Ketua PC GP Ansor Bangil, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Saad Muafi mengaku laporannya ke polisi atas dugaan penghinaan terhadap Nahdlatul Ulama (NU) dan ulama NU Habib Luthfi bin Yahya, telah naik ke proses penyidikan.
Sebelumnya, Muafi membuat sejumlah laporan ke Polres Pasuruan.
BACA JUGA: Debat Panas Ketua Ansor vs Zainulloh soal Khilafah, Begini Kalimat Mereka
Salah satunya melaporkan simpatisan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Abdul Halim, karena dianggap menghina NU dan Habib Luthfi lewat media sosial facebook.
"Jadi dari kami ada tiga saksi yang sudah dipanggil. Informasi terakhir yang kami dapat dari komunikasi dengan pihak Polres, sekarang sudah tahap penyidikan," kata Muafi kepada jpnn.com, Senin (24/8).
BACA JUGA: Pembelaan Diri Banser Pasuruan dari Tuduhan Persekusi pada Dedengkot HTI
Dia pun berharap polisi bisa segera menetapkan tersangka atas dugaan penghinaan terhadap NU dan Habib Luthfi.
"Sudah tahap penyidikan. Dan mudah-mudahan ini segera ada tersangka. Saya berharap Polres sesegera mungkin, karena ini menjadi isu nasional dan ngomongin ideologi bangsa," jelas Muafi.
BACA JUGA: Pengakuan Pengedar Sabu-sabu, Mungkin Membuat Anda Kaget
Dia menambahkan, laporan yang disampaikan ke Polres Pasuruan tidak hanya tentang dugaan penghinaan NU dan Habib Luthfi.
"Dia menghina Habib Luthfi dan NU secara organisasi. Poinnya dua itu. Tetapi juga ada yang kami laporkan terkait penghinaan kepada Presiden dan penyebaran khilafah," lanjut anggota DPRD Pasuruan ini.
Penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini berkaitan dengan foto yang ditemukan Banser ketika menggeruduk sekolah madrasah pimpinan Ustaz Zainulloh, di Desa Kalisat, Rembang.
"Jadi kondisi foto waktu itu menempel di dinding di salah satu kelas lembaga tersebut. Itu matanya dikasih putih-putih bulat begitu, dua. Kemudian dikasih kumis panjang ke bawah. Dan itu menempel di dalam pigura," ungkap Muafi.
Foto Presiden dan Wakil Presiden RI itu dipasang layaknya foto kepala negara di perkantoran.
Namun selain foto presiden-nya dicoret-coret, foto wakil presidennya masih yang lama.
"Jadi nempel, kemudian di tengahnya ada Garuda, cuma yang sebelah satunya (Wapres-red) bukan Kiai Ma'ruf Amin, tetapi siapa namanya, Pak Jusuf Kalla. Belum diganti," tambahnya. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam