Kabar Terbaru dari Menteri Keuangan Bikin Bahagia, Alhamdulillah

Selasa, 26 Oktober 2021 – 06:13 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani membawa kabar gembira soal PMI Manufaktur Indonesia. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berbagi kabar terbaru soal Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia.

Berdasarkan laporan yang disampaikan Menkeu, PMI Indonesia yang tertinggi di antara negara-negara ASEAN-5.

BACA JUGA: Menteri Keuangan Laporkan Realisasi Pertumbuhan Ekonomi, Jangan Kecewa Ya!

"Di Indonesia kita melihat terjadinya ekspansi kegiatan manufaktur, yang ditunjukkan dengan PMI Indonesia sebesar 52,2," kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin (25/10).

Menteri Keuangan Terbaik 2020 versi Global Markets itu membeberkan PMI manufaktur di berbagai negara ASEAN juga mulai menunjukkan pemulihan.

BACA JUGA: Kabar Tak Sedap, Menteri Keuangan Mulai Waspada, Ada Apa?

Di samping itu kinerja manufaktur global juga membaik.

"PMI yang ekspansif ke level 54,1 karena semakin terkendalinya kasus COVID-19 di berbagai belahan dunia," ungkap dia.

BACA JUGA: Menteri Keuangan Beberkan Sejumlah Fakta Ini di Hadapan Bank Dunia

Di bawah posisi Indonesia, negara ASEAN-5 yang juga mencatatkan kinerja manufaktur yang ekspansif adalah Filipina yakni di level 50,9, yang kemudian disusul oleh Thailand sebesar 48,9, Malaysia 48,1, dan Vietnam 40,2.

Kendati demikian, Bendahara Negara menilai kinerja manufaktur di Eropa dan Amerika Serikat (AS) masih menjadi kontributor utama berlanjutnya penguatan manufaktur global.

Adapun PMI masing-masing di level 58,6 dan 60.

Selain itu, PMI negara utama lainnya juga terlihat membaik, seperti India sebesar 53,7, Korea Selatan 52,4, Jepang 51,5, dan Tiongkok 50.

"Ini artinya kegiatan manufaktur global mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari sisi kegiatan manufaktur," ungkapnya.

Menurut Sri Mulyani, seluruh perbaikan kinerja manufaktur tersebut memicu pemulihan ekonomi secara global.

"Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan akan mencapai 5,9 persen, Organisasi untuk Kerja sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) sebesar 5,7 persen, dan Bank Dunia 5,6 persen," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler