Kabareskrim Masih Kosong, Semoga Promoter bukan Promosi Orang Tertentu

Senin, 18 November 2019 – 10:40 WIB
Ketua Presidium IPW Neta S Pane. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai Kapolri Jenderal Pol Idham Azis lamban dalam memilih calon kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. Sebab, Idham yang sudah 18 hari memimpin Polri belum juga menunjuk penggantinya di kursi Kabareskrim.

"Sepertinya Idham Azis lamban dalam menggunakan hak prerogatifnya untuk menetapkan Kabareskrim yang baru," ujar Neta di Jakarta, Senin (18/11).

BACA JUGA: Menunda Penunjukan Kabareskrim Baru Bisa Picu Gesekan di Internal Polri

Neta mengaku prihatin melihat situasi di Polri belakangan ini. Sebab, posisi Kabareskrim dibiarkan kosong selama 18 hari.

Menurut Neta, kesan yang muncul seakan tidak ada jenderal polisi yang pantas dan layak untuk menjadi Kabareskrim pengganti Idham. Menurutnya, di tubuh Polri ada belasan komjen dan ratusan jenderal berbintang dua.

BACA JUGA: Jangan Ada Titipan Nama dari Pihak Luar di Pemilihan Kabareskrim

IPW melihat ada dua hal krusial dari macetnya proses pemilihan Kabareskrim baru. Pertama, kemungkinan gagalnya sistem kaderisasi di tubuh polri.

“Artinya, meski pun di Polri saat ini ada sekitar 300 jenderal, tetapi Kapolri Idham Azis masih kesulitan mencari dan mendapatkan kabareskrim yang bisa dipercaya, punya kapabilitas dan memiliki kualitas yang mumpuni," ucapnya.

Kedua, Neta menduga ada intervensi dari penguasa dalam mengatur posisi strategis di internal Polri. Akibatnya, jajaran Polri tidak punya rasa percaya diri untuk menetapkan pejabatnya di posisi strategis seperti Kabareskrim.

"Akibat elite polri tidak punya rasa percaya diri, keberadaan dewan kebijakan tinggi yang selama ini digunakan untuk mencari dan memproses figur yang akan memegang jabatan strategis di polri, nasibnya seakan tidak berguna dan terabaikan," katanya.

Lebih lanjut Neta mengakhu khawatir proses pemilihan Kabareskrim yang berlarut-larut menjauhkan Polri menuju lembaga yang profesional dan independen. "Istilah Promoter (profesional, modern dan tepercaya) yang menjadi program Polri pun akan dipelesetkan publik menjadi 'promosi orang orang tertentu' yang dekat dengan kekuasaan," tuturnya.

Oleh karena itu Neta mendorong Idham sebagai Kapolri baru menggunakan hak prerogatifnya dalam memilih Kabareskrim.

"IPW berharap Kapolri Idham Azis jangan gamang dalam memilih Kabareskrim yang baru. Bagaimana bisa percaya diri dalam memimpin pengamanan terhadap masyarakat, jika memilih Kabareskrim saja gamang," katanya.(gir/boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler