HANG NADIM - Hampir seminggu udara Batam tak bersahabat karena dihiasai asapPenyebabnya datang dari kebakaran hutan di Sumatera daratan yang tak kunjung padam
BACA JUGA: Kini Lima Kali Lebih Berbahaya
Malah titik api alias hot spot makin luas dan menyebabkan asap kiriman kian pekatBACA JUGA: Tersangka Mobil Mewah Bodong di Batam Menghilang
Hutan yang terbakar lahan gambut dan itu cukup sulit dipadamkan karena baranya ada di bawah permukaan gambut,” ujar Kasi Data dan Informasi BMKG Hang Nadim, Agus di Nongsa, kemarin.Meski belum membahayakan jalur penerbangan dari dan menuju Batam, namun kondisi itu sedikit mengurangi jarak pandang pilot
BACA JUGA: Warga Selo Masih Santai
Kalau sudah di bawah 1.000 meter itu sangat berbahaya,” ungkapnya.Agus menyebut makin pekatnya kabut asap kiriman karena hembusan angin yang bergerak dari arah barat daya pulau Sumatera daratan sedikit landaiTak pelak menyebabkan gumpalan asap tak mudah beranjak dari udara Batam. “Kejadian tahun ini mungkin lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnyaSebab di pulau Sumatera daratan kini memasuki musim kemarau yang makin memperparah lamanya kebakaran,” tukasnya.
Kualitas udara Batam terancam akibat kiriman asap dari Riau seminggu terakhirDalam kondisi ini, warga rentan terserang infeksi saluran pernafasan akut“Harus hati-hati, umumnya seluruh warga rentan terkena ISPA, khususnya anak-anakDampak dari asap kiriman ini, banyak anak-anak dan balita menderita demam panas, radang tenggorokan dan batuk,” ujar Asistent Manager Business and Development RSAB, dokter Inggrid Sitawidjaja kepada Batam Pos (grup JPNN) di Baloi, Sabtu (23/10).
Kabut asap terlihat semakin menebal juga mempengaruhi jarak pandangBahkan dari mulai pagi sampai sore kemarin, kabut tebal terlihat di mana-mana, ditambah cuaca mendungSejumlah warga mengaku mulai merasakan mata perih dan sesak nafas karena kabut asap tersebut.
“Biasanya bawa motor dengan rute antara Tiban dan Sekupang, mata tidak sakitSekarang, bawa motor sedikit rute saja, sudah perihMakanya saya pakai masker,” ujar Triyani, warga SekupangDia mengatakan, sudah lima hari ini dia selalu menggunakan masker“Sekarang gampang sesak nafas dan batuk-batukCuaca juga rentan mengakibatkan penyakit,” katanya.
Sementara itu, di ruang tunggu Rumah Sakit Otorita Batam (RSOB) Sekupang, tampak puluhan warga antri membawa anak mereka untuk berobatSebagian orang tua mengaku anak mereka terserang demam dan batuk.
“Dua anak saya ini sudah tiga hari kena batuk, kalau bernafas mengeluarkan bunyi, yang paling besar mengeluh sesak dan kalau malam susah tidur. Agak khawatir juga, makanya saya berobat ke sini menggunakan kartu sehat dari suami,” ujar Tiurmaida, warga Batuaji(cr3/cha)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 12 Ribu Warga Siap Mengungsi
Redaktur : Tim Redaksi