Kini Lima Kali Lebih Berbahaya

Merapi Siap Meletus Tanpa Terduga

Minggu, 24 Oktober 2010 – 06:01 WIB
Gunung Merapi diabadikan dari Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, (22/10) sehari setelah status dinaikkan menjadi siaga (Level 3). Warga dan wisatawan diharapkan tidak beraktivitas dalam radius 8 km dari puncak Gunung Merapi yang termasuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Foto: HERMITIANTA/RADAR JOGJA

JAKARTA -- Pemerintah menyatakan bahwa kondisi gunung Merapi kali ini lima kali lebih berbahaya dibanding pada tahun 2006Artinya, kemungkinan besar gunung Merapi akan meletus sudah sangat tinggi

BACA JUGA: Tersangka Mobil Mewah Bodong di Batam Menghilang

Indikasinya, pertumbuhan pembengkakan badan (deformasi) Gunung Merapi terus menguat dan mencapai 12 sentimeter (cm) per hari.

"Pertumbuhan deformasinya cepat
Saat berstatus waspada tumbuhnya 6 milimeter per hari

BACA JUGA: Warga Selo Masih Santai

Saat ini menjadi 12 Centimeter per hari
Artinya, ini sudah sangat berbahaya," kata Kepala Vulkanologi, Mitigasi, Bencana Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono ketika dihubungi Sabtu (23/10) kemarin.

Surono mengungkapkan, percepatan pertumbuhan deformasi itu menandakan bahwa saat ini magma sudah dekat dengan permukaan

BACA JUGA: 12 Ribu Warga Siap Mengungsi

Melihat deformasi yang ada mengarah ke selatan, kemungkinan erupsinya juga mengarah ke SelatanIa menjelaskan, dengan pertumbuhan deformasi yang mengarah ke selatan, saat ini persiapan pengungsian lebih terfokuskan juga di kawasan selatan Gunung Merapi"Kalau benar-benar erupsi ke selatan, masyarakat di selatan Gunung Merapi lebih siapApalagi mereka punya pengalaman saat erupsi 2006," kata dia.

Surono menyatakan telah berkoordinasi degan Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk terus melakukan persiapanItu dilakukan demi mengantisipasi kemungkinan terburuk yang dapat terjadi dengan kian meningkatnya aktivitas Gunung MerapiSaat ini, kata dia, Pemerintah Kabupaten Sleman sekurang-kurangnya telah menyiapkan 20 lokasi pengungsianSebanyak 8 lokasi pengungsian sudah siap ditempati jika sewaktu-waktu dibutuhkan dan 12 lokasi pengungsian lainnya berupa balai desa atau gedung-gedung sekolah yang akan dialihfungsikan.

Untuk sementara baru 8 lokasi khusus untuk pengungsian dan 12 lokasi lain yang berupa bangunan balai desa atau gedung sekolah yang siap dialihfungsikan jika nantinya berlangsung pengungsianJika 20 lokasi penampungan tersebut tidak mampu untuk menampung para pangungsi maka juga disiapkan tenda-tenda penampungan yang sewaktu-waktu dapat dipindahkan ke barak-barak pengungsian

"Sudah ada 45 ribu masker khusus antidebu, yang akan dibagikan ke masyarakat begitu aktivitas Merapi meningkat lagi," jelasnyaLebih lanjut Surono menyatakan bahwa Pemda setempat telah menyiapkan dana sampai Rp4,5 miliar yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk penanggulangan bencana ini

Surono mengatakan, jika melihat perubahan yang terjadi sejak September hingga saat ini, diperkirakan Gunung Merapi sudah mencapai kondisi sangat berbahayaIa mengatakan, setelah status Gunung Merapi ditingkatkan dari Waspada ke Siaga, maka penanganan Gunung Merapi diambil alih PVMBG"Itu sudah sesuai dengan SOP yang ada sejak Gunung Merapi ditingkatkan statusnya dari waspada menjadi siaga," katanya.

Ia mengatakan, gempa-gempa di Merapi saat ini lebih besar daripada yang terjadi pada 2006Surono menjelaskan, pada 20 Oktober 2010 atau sehari sebelum gunung ini dinaikkan statusnya menjadi siaga, telah terjadi 479 kali gempa multifase, gempa vulkanik dalam dan dangkal total 39 kejadian dan terjadinya guguran 29 kali.

"Ciri-ciri lainnya yakni kandungan air dan gas Merapi sudah sangat berkurang, artinya kondisinya sudah panas sekaliSuhu terakhir yang kita catat di kawasan Woro, pada 20 Oktober mencapai 587 derajat Celcius," katanyaIa belum bisa memastikan Merapi meletus"Kami berharap letusan kali ini tidak terlalu eksplosif, karena bila ekplosif akan terlalu berbahaya," katanya(zul)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bagikan Ribuan Masker untuk Warga


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler