Kacau Kalau yang Tabuh Gendang Ikut Menari

Jumat, 29 April 2016 – 08:05 WIB
Foto ilustrasi dok.Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani mengatakan, angin segar pada perbaikan ekonomi Indonesia mulai terasa.

"Di 2016 kita optimis. Kalau waktu di 2015 kita benar-benar mempunyai banyak kekhawatiran. Kekhawatiran mata uang, ramai-ramai di pemerintahan, sehingga kita merasa tidak adanya harmonisasi antara dunia usaha dengan pengambil kebijakan," ujar Rosan DI Jakarta, kemarin.

BACA JUGA: Empat Pejabat Menyampaikan Kabar Baik

Dia menilai meski perekonomian dunia mungkin masih bisa dibilang lemah, anamun sinergi antara Pemerintah Pusat, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terlihat makin solid. 

Dengan kondisi baik itu, diharapkan berbagai kebijakan yang tepat dalam mendukung perbaikan ekonomi juga terlahir.

BACA JUGA: Wika Bagikan Deviden Rp 125 miliar

"Kami melihat sekarang bahwa pengambil kebijakan dan dunia usaha arahnya sudah mulai beriringan. Kalau tadi saya lihat ini yang menari gayo, yang nari dunia usaha, yang gendang pemerintah. Jadi kalau gendangnya kencang kita narinya ikut kencang. Kalau gendang pelan kita ikut pelan. Yang kacau kalau yang gendang ikut nari," paparnya.

Rosan menyebut, setidaknya ada 11 paket kebijakan ekonomi yang telah dikeluarkan oleh pemerintah yang fokus pada deregulasi. Hal itu diyakini bisa menimbulkan persepsi yang baik dari investor baik di dalam maupun di luar negeri.

BACA JUGA: Inilah 16 Peraturan Baru untuk Penikmat Kebijakan Ekonomi

"Saya baru mendampingi Presiden Jokowi ke Eropa. Para pengusaha di sana dengan KADIN. Itu suatu hal yang positif. Melihat kebijakan pemerintah kita, BI  konsisten. Karena konsistensi itu lebih utama, penting dari pada kebijakan yang swing-nya lebih besar. Itu buat ketidakpastian. Para investor jadi nggak jelas. Konsisten dan stabilitas jadi penting bagi pertumbuhan dan dunia usaha," terang Rosan.

Dia juga menyambut baik langkah pemerintah yang terus memperbaiki kemudahan berusaha di dalam negeri atau ease of doing business. 

"Presiden bilang ingin jadi 40 (besar). Iya ini tantangan. Tapi political will-nya ada. Perbaikan dalam ease of doing business mestinya perusahaan Indonesia juga jadi lebih baik," jelasnya. (dee/owi/ken/wir/gen/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini 10 Poin Menggiurkan di Paket Kebijakan Ekonomi XII


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler