Kader PDIP Mengaku Dihajar Sekelompok Preman di Kalteng

Sabtu, 23 Januari 2016 – 17:32 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Intimidasi dan tindak kekerasan mewarnai hari jelang pelaksanaan pemilihan kepala daerah Kalimantan Tengah (Kalteng). Sabtu (23/1) sekitar pukul 11.00 tadi waktu Indonesia tengah (WITA), kader PDI Perjuangan diserang sekelompok preman di Kecamatan Tanjung Lingga, Kabupaten Lamandau, Kalteng.

Peristiwa penyerangan itu bermula ketika seorang kader PDIP bernama Panji hendak memfasilitasi pertemuan warga setempat dengan mantan Bupati Bantul Idham Samawi. Seperti diketahui, Idham merupakan salah satu tokoh penting di partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.

BACA JUGA: AS Cemaskan Warganya di Freeport Papua

Sedianya Panji hendak memfasilitasi pertemuan antara Idham dengan warga transmigran asal Yogyakarta yang kini bermukim di Kalteng. Panji merupakan kader PDIP yang ditugaskan di  Badan Pengelola Saksi Partai Tingkat Nasional (BSPN) untuk mengawal pasangan Willy M Joseph-Wahyudi K Anwar yang diusung partai berlambang kepala banteng itu.

Sebagaimana siaran pers DPP PDIP, Panji mulanya menghentikan sebuah mobil di wilayah Tanjung Lingga yang disangkanya untuk persiapan kedatangan Idham. Ternyata, mobil itu berisi logistik berupa baju milik pasangan calon lain.

BACA JUGA: Betapa Susahnya Mendeteksi Kuli Panggul Asing di Pasar-pasar Surabaya

Tanpa dinyana ada sebuah mobil lain yang mengikuti di belakang mobil yang dihentikan Panji. Ternyata dari dalam mobil itu langsung muncul beberapa orang yang mendatangi dan memukuli Panji sambil meneriakkan kata-kata kasar.

Sontak Panji dan rekan-rekannya berupaya menyelamatkan diri dengan masuk ke dalam mobil. Ternyata para penyerang tetap memburu Panji hingga mobil yang ditumpangi penyok.

BACA JUGA: Banyak Kuli Panggul Asing yang Beredar di Sejumlah Pasar Surabaya

Menurut Koordinator Gugus Tugas Pemenangan PDIP, Deddy Sitorus, insiden itu tak semestiya terjadi. Karenanya kasus itu telah dilaporkan ke kepolisian. "Kami berharap agar aparat keamanan segera mengatasi dan mengantisipasi kemungkinan eskalasi konflik serupa di tempat lain," katanya.

Menurutnya, harus ada proses hukum atas tindakan yang mengancam nyawa orang lain. “Ini sudah tindak pidana yang harus diproses,” tuturnya.

Meski demikian Deddy berharap insiden kekerasan itu tak berlanjut. Sebab, jangan sampai pilkada Kalteng ternoda oleh aksi-aksi antidemokrasi. "Kalteng mempunyai sejarah konflik dan kekerasan, oleh karena itu sebaiknya dihindari," ajaknya.(ara/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ribuan Imigran Banjiri Pekanbaru, Warga Semakin Resah Gara-gara Kabar Ini


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler