Kader Terjerat Korupsi, Elektabilitas Golkar Bakal Melemah

Kamis, 04 April 2019 – 22:53 WIB
Bendera partai Golkar dan atribut kampanye pasangan Capres dan Cawapres, Joko Widodo - KH. Ma'ruf Amin mendominasi jalanan di seluruh kota Pekanbaru. Foto: Istimewa

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai banyaknya kader Golkar yang terjerat kasus di KPK akan memperlemah elektabilitas partai berlambang pohon beringin itu di Pemilu 2019.

BACA JUGA : Golkar: Jokowi Mengakhiri Penderitaan Rakyat

BACA JUGA: Survei Charta Politika: Demokrat Masih Andalkan SBY untuk Raup Suara

Ujang menilai peluang Golkar tampil seperti di pemilu-pemilu sebelumnya, terutama Pileg 2019 bakal mengalami kesulitan akibat sejumlah elitenya terjerat kasus hukum.

Menurutnya suara Golkar di Pileg 2019 diprediksi mengalami penurunan dibandingkan Pileg 2014.

BACA JUGA: Survei Charta Politika: PSI 2,2% Bisa Lolos jika Ditambah 2,19%

"Memperlemah, karena berita tersebut merupakan sentimen negatif," kata Ujang saat dihubungi, Kamis (4/4).

BACA JUGA : Bowo Disikat KPK, Sekjen Golkar: Dia Cuma Bagian Kecil

BACA JUGA: Arief Poyuono: Amplop Cap Jempol untuk Serangan Fajar Jokowi – Ma’ruf

Ujang menilai, isu korupsi yang menjerat kader Golkar bakal memperberat partai itu menghadapi Pemilu 2019.

"Peluang untuk menjadi dua besar sepertinya akan sulit. Karena Gerindra terus merangkak. Sedangkan Golkar terkena terkena badai korupsi lagi," paparnya.

BACA JUGA : Fahri Sebut Elektabilitas Jokowi Berantakan Usai OTT Bowo Golkar

Seperti diketahui, Golkar diterjang sejumlah kasus korupsi yang melibatkan sejumlah petingginya, mulai kasus mantan Ketua Umumnya Setya Novanto.

Satu per satu kadernya di tingkat pusat diproses KPK dan diproses Pengadilan Tipikor. Kasus teranyar, KPK melakukan tangkap tangan (OTT) terhadap kader Golkar yang juga anggota Komisi VI DPR RI Bowo Sidik Pangarso. Bowo dicokok KPK justru di hari-hari terakhir masa kampanye.

Bowo Sidik Pangarso yang juga terdaftar sebagai caleg DPR RI dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah II yang mencakup Kudus, Demak dan Jepara ditangkap KPK pada akhir Maret (27/3).

Dia diduga menerima suap dalam kasus terkait distribusi pupuk.

Belum reda kasus Bowo Sidik Pangarso, Partai Golkar kembali dilanda badai. Pada Senin (1/4), KPK memeriksa dan menahan kader Golkar Markus Nari.

Kader Golkar dari Toraja itu memang telah ditetapkan sebagai tersangka sejak 19 Juli 2017. Namun, baru diperiksa dan ditahan sekarang.

Markus Nari, anggota Fraksi Golkar di Komisi VIII DPR RI itu merupakan bagian dari gurita kasus E-KTP yang melibatkan Ketua Umum Golkar Setya Novanto.

Kasus Bowo Sidik Pangarso dan Markus Nari melengkapi kasus dua kader Golkar lainnya yang sedang ditangani KPK.

Pertama mantan Sekjen Partai Golkar Idrus Marham yang kini duduk di kursi terdakwa.

Satunya lagi kasus yang menimpa anggota Komisi VII DPR Eni Maulani Saragih yang baru saja divonis majelis hakim dengan hukuman enam tahun penjara.

Idrus Marham dan Eni Saragih menjadi pesakitan dalam kasus yang sama yakni proyek PLTU Riau-1.

Idrus diduga menerima dana dari pengusaha Johanes Kotjo melalui Eni Maulani yang merupakan anggota DPR dari daerah pemilihan Jawa Timur X mencakup Gresik dan Lamongan. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Survei Charta Politika: Dua Parpol Baru Masih Berpeluang Lolos ke Senayan


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler