TRIPOLI - Enam bulan berperang, pasukan pemberontak Libya kini tinggal 30 kilometer lagi dari Tripoli, benteng terakhir rezim yang telah 42 tahun memerintah negeri bekas jajahan Italia itu, Muammar KadhafiSaking terdesaknya, sang kolonel kemarin (21/8) dikabarkan melarikan diri melalui Tunisia bersama dua putranya, Mu"tasm dan Hannibal
BACA JUGA: Celaka, Pesawat Akrobatik Inggris Stop Terbang
Namun, belum bisa dikonfirmasi kebenaran berita yang pertama muncul di Al Ahrar TV, televisi milik Dewan Nasional Transisi (NTC), organisasi para pemberontak anti-Kadhafi yang bermarkas di Benghazi dan dikutip The Independent tersebut
BACA JUGA: Kapal Induk Disulap Jadi Hotel Mewah
Mereka turun ke jalan untuk merayakan apa yang mereka anggap sebagai awal kemenangan ituYang jelas, Kadhafi memang hampir tiga bulan tidak muncul di hadapan publik
BACA JUGA: Berkat Sukses Ekonomi, Anggaran Militer Besar
Dia terakhir tampil di televisi pada 30 Mei laluKemarin memang televisi pemerintah Libya menampilkan pesan sang kolonel yang intinya mengajak seluruh warganya menolak intervensi asing"Warga Libya ingin menikmati Ramadan yang damaiTapi, mereka malah dipaksa menjadi pengungsiMemangnya kita ini siapa" Orang Palestina," bunyi pesan Kadhafi, seperti dikutip Associated Press.
Tapi, pesan itu juga tak menjawab apakah benar Kadhafi masih di TripoliHanya Moussa Ibrahim, juru bicara rezim, yang tampil di televisi dan menepis kabar bahwa Tripoli bakal segera jatuh ke tangan pemberontak
"Memang ada sejumlah militan yang berhasil memasuki sejumlah wilayah (dekat Tripoli) dan terjadi adu senjataTapi, kami bisa mengatasinya dalam setengah jam dan kini (Tripoli) sudah tenang lagi," kata Ibrahim
Reporter Associated Press yang berada di Tripoli juga menyatakan bahwa kota di pinggiran Laut Mediterania itu relatif tenang sepanjang hari kemarinTapi, semalam sebelumnya, kota tersebut dihujani misil dan roket oleh pemberontakRentetan bunyi senapan juga terdengar di berbagai penjuru.
Kubu pemberontak menyebut serangan yang dimulai menjelang Sabtu tengah malam lalu (20/8) itu sebagai awal gempuran dari Operasi Putri Duyung "sebutan untuk operasi militer menguasai TripoliItulah serangan pertama ke Tripoli hasil kerja sama pemberontak dengan NATOSelama ini NATO bertindak sendiri dengan pesawat-pesawat mereka
"Para pejuang kami di Tripoli terkonsentrasi di dua tempatSatu di dekat kawasan Tajoura dan satunya tak jauh dari Bandara (Internasional) MatigaSenjata dan amunisi sudah kami pasok ke Tripoli melalui kapal pada Jumat malam (19/8)," kata Kolonel Fadlallah Haroun, komandan militer pemberontak, kepada The Independent
Secara terpisah, Wakil Ketua NTC Abdel Hafiz Ghoga juga menyebutkan, banyak brigade yang sebelumnya setia kepada Kadhafi kini mulai menyeberang"Beberapa jam ke depan bakal krusial," ujarnya
Sebelumnya, Kadhafi ditinggal membelot mantan sekondannya, Abdel Salam JalloudMantan perdana menteri Libya yang dikabarkan sudah berada di Roma, Italia, itu juga menyemangati pemberontak lewat kanal televisi Al Jazeera melalui media video link saat Tripoli diserang habis-habisan"Malam ini Anda semua telah mengalahkan ketakutan," katanya, seperti dikutip Daily Mail.
Tripoli juga semakin terpojok seiring dikuasainya Zawiyah yang berada di sebelah baratTripoli biasanya mendapat suplai bahan bakar dari kota pusat penyulingan minyak di Libya tersebutSabratha dan Sabha, dua kota terdekat lain dari Tripoli, juga telah jatuh ke kubu pemberontak
Namun, ada juga kabar yang menyebutkan kalau sudah kontak antara kedua kubu yang berperangMereka bernegosiasi di Tunis dan Djerba untuk menghindari banjir darah di Tripoli yang bisa terjadi dalam hitungan jam jika pemberontak memutuskan menerobos masuk Tripoli
Bagaimanapun, kekuatan militer pro-Kadhafi masih cukup kuat di TripoliIni terutama di sekitar Bab al-Aziziyah, kompleks kediaman KadhafiSniper dikabarkan bertebaran di berbagai sudut di tempat tersebut(c2/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Luncurkan Kapal Induk, Tiongkok Menuju Status Superpower
Redaktur : Tim Redaksi