TRIPOLI - Bukan Muammar Kadhafi kalau menyerah begitu saja terhadap demonstrasi (baca: pemberontakan) masif yang merongrong kekuasaan yang telah didudukinya lebih dari 40 tahunPemimpin tertinggi Libya itu kemarin menyatakan lagi kekerasan hatinya
BACA JUGA: Sebelum ke Tanah Air, WNI Dievakuasi di Tunisia
Kadhafi mengatakan bahwa di Libya tidak ada demonstrasi yang menentang dirinyaItu diungkapkan Kadhafi lewat wawancara eksklusif dengan ABC di sebuah restoran di dekat Tripoli
BACA JUGA: Bantah RI Putus Hubungan Diplomatik dengan Libya
Wawancara tersebut bukan tanpa maksudBACA JUGA: Lagi, 216 WNI Dievakuasi Dari Libya
Dia tidak meringkuk dalam bungker demi keamanan"Kadhafi yang memakai terusan cokelat dan kacamata hitam terlihat santaiDia juga tidak dikawal lusinan orang," beber AmanpourKepada Amanpour, Kadhafi yang "cuma" berpangkat kolonel itu menyatakan bahwa tak ada secuil pun pemberontakan di negerinyaTak ada demo yang meminta dirinya turun"Tidak mungkinMereka (rakyat, Red) cinta sayaLibya cinta sayaRakyat rela mati demi melindungi saya," kata pemimpin bernama lengkap Muammar Abu Minyar al-Kadhafi tersebut.
Lagi pula, lanjut Kadhafi, dirinya tak mungkin turunSebab, dia tidak memegang satu pun jabatan pemerintahanDia bukan presiden, juga bukan perdana menteriSejak mendongkel kekuasaan Raja Idris lewat kudeta tak berdarah pada 1969, Kadhafi tak menyandang jabatan negeriDia hanya pernah memosisikan diri sebagai PM selama dua tahun (1970-1972).
Selain itu, dia "cuma" pemimpin tertinggi Dewan Revolusi LibyaNamun, secara de facto, jabatan non pemerintahan tersebut adalah pusat segala kekuasaan di negeri ituPangkatnya pun mandek di kolonel, hanya naik dua tingkat setelah dia memimpin kudeta saat berpangkat kaptenDisinggung soal desakan mundur dari sejumlah pemimpin negara, termasuk Presiden AS Barack Obama, Kadhafi cuma tertawa"Apakah seseorang sudi meninggalkan ibu pertiwi? Kenapa saya harus tinggalkan Libya?" katanya, lantas tertawa.
Karena itu, dia pun mengundang PBB dan organisasi lain ke Libya untuk mencari faktaPemimpin kelahiran 7 Juni 1942 itu pun mempertanyakan usul sanksi dari AS dan Eropa soal pembekuan aset, embargo senjata, hingga larangan bepergian.
Kadhafi boleh saja berkata begituNamun, faktanya, demonstrasi dan pemberontakan kian meluasKemarin warga Zawiya merayakan kemenangan lantaran demonstran yang dibantu tentara pembelot sudah berhasil menguasai kota tersebutMereka memukul mundur pasukan pro-Kadhafi"Allahu Akbar untuk kemenangan ini," seru warga Zawiya sambil berarak-arakan menuju alun-alun kota
Mereka juga membopong seorang kolonel Angkatan Udara yang disebut sudah membelot ke kubu demonstranWarga yang sedang bersukacita itu juga membagi-bagikan makanan dan minuman kepada pasukan mereka yang sudah bertempur sepanjang malam melawan serdadu pro-Kadhafi.
Saksi-saksi menyatakan bahwa pasukan pro-Kadhafi menyerbu selama enam jamTapi, kota yang berjarak sekitar 50 kilometer dari Tripoli itu tetap tak bisa mereka kuasai"Kami khawatir terhadap serangan udaraUntung, itu tidak ada," ujar salah seorang warga. Demonstran di Zawiya terdiri atas tentara yang membelot dan warga.
Mereka punya tank, senapan mesin, dan senapan anti-pesawat udaraDemikian pula pasukan pemerintahSaksi tersebut mengatakan, pemuda-pemuda Zawiya disiagakan di atap-atap gedung untuk melihat pergerakan pasukan KadhafiMereka selalu siap membunyikan alarm kalau ada tanda-tanda seranganWarga juga mengaku diiming-imingi uang oleh orang-orang Kadhafi agar mau menyerah"Tapi, kami tidak akan serahkan kota ini," tegas warga itu.
Panasnya suhu kekerasan di Libya telah menyebabkan lebih dari 110 ribu orang mengungsiRibuan lagi sedang mendekat ke wilayah-wilayah perbatasanDubes AS untuk PBB Susan Rice menandaskan, jika Kadhafi tak kunjung turun, negara itu bisa menjadi ajang bencana kemanusiaan"Karena itu, dia (Kadhafi, Red) harus turun panggungIni penting," tegasnya(AP/AFP/c3/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... RI-Siprus Kerjasama Penghindaran Pajak Berganda
Redaktur : Tim Redaksi