Kadima Unggul di Pemilu Israel, Sayap Kanan Menang

Pukulan Telak Bagi Upaya Perdamaian

Kamis, 12 Februari 2009 – 07:11 WIB
JERUSALEM - Ada sedikit kejutan dari pemilu Israel yang digelar Selasa lalu (10/2)Perkiraan berbagai lembaga survei meleset

BACA JUGA: Indonesia Dianggap Berjasa Atasi Konflik Thailand Selatan

Partai sayap kanan Likud pimpinan mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang bertengger di urutan satu berdasarkan berbagai jajak pendapat hingga beberapa hari jelang pemilu dan diperkirakan unggul setidaknya dua kursi, ternyata berada di belakang rival utamanya, Kadima.

Dari 99 persen suara yang sudah dihitung, Kadima yang beraliran tengah-kiri meraih 28 kursi
Partai yang dikomandoi Menteri Luar Negeri Tzipi Livni itu unggul satu kursi dibanding Likud

BACA JUGA: Thailand Minta Dukungan Indonesia

Bertengger di posisi ketiga, partai sehaluan dengan Likud, Yisrael Beiteinu, pimpinan Avigdor Lieberman dengan 15 kursi
Partai Buruh yang dikendalikan Menteri Pertahanan Ehud Barak harus puas di posisi keempat dengan 13 kursi.

Hanya posisi satu dan dua yang berubah

BACA JUGA: Diterjang Angin, Disapu Banjir

Sisanya, sama dengan prediksi berbagai kalanganMeski unggul, Kadima belum tentu memerintahYang berhak membentuk pemerintahan baru adalah partai yang berhasil membangun koalisi dengan partai lain sehingga mempunyai suara mayoritas di parlemen.

Nah, dari hasil penghitungan yang sudah 99 persen itu, mayoritas suara justru mengalir deras ke partai berhaluan kananKelompok partai kanan termasuk Likud dan Yisrael Beytenu meraih total 65 kursiPartai berhaluan kiri-tengah termasuk Kadima dan Buruh diperkirakan hanya meraih 55-56 kursiSementara kursi yang tersedia di Knesset alias parlemen Israel ada 120.

Artinya, jika Likud berhasil menggandeng seluruh partai kanan, bisa dipastikan, perdana menteri Israel berikutnya adalah si pecandu perang Benjamin NetanyahuJelas ini kabar buruk bagi prospek perdamaian di Timur TengahIni sekaligus menjadi langkah mundur bagi upaya perdamaian Israel dan Palestina yang digalang Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama.

Seperti dikutip Washington Post, beberapa pejabat Gedung Putih mengaku lebih nyaman bernegosiasi dengan Tzipi Livni ketimbang Benjamin NetanyahuItu mengacu pada pengalaman perundingan perdamaian masa lalu ketika Netanyahu menjabat PM dan AS berada di bawah kendali Presiden Bill Clinton.

"Ini seperti menggantung tanda 'close for the season' terhadap upaya perdamaian untuk tahun depan atau selanjutnya,'' kata David Miller, mantan juru runding AS untuk Timur Tengah, menanggapi hasil pemilu Israel, seperti dilansir Washington Post.

Sepanjang kampanyenya, Netanyahu memang menjanjikan akan menumpas Hamas sampai ke akar-akarnyaDia menganggap serangan ke Jalur Gaza selama 22 hari lalu tak membawa hasil memuaskanDia, bersama Lieberman, juga pendukung utama perluasan pemukiman Yahudi di Tepi Barat(ape/ttg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cegah AIDS dengan Gel Vagina


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler