jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan Perkasa Roeslani, mengungkap bahwa kontribusi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bagi perekonomian nasional pada Produk Domestik Bruto (PDB) dalam 5 tahun terakhir berada di kisaran 50 persen setiap tahun.
Dengan kekuatan UMKM itu, pada 1998 dan 2008, UMKM terbukti cukup kokoh menghadapi terjangan krisis. "Untuk itulah keberadaan UMKM perlu terus didorong dan mendapat perhatian serius para pemangku kepentingan ekonomi, terlebih di saat gejolak ekonomi menggoyahkan struktur bisnis skala besar," kata Rosan, Minggu (18/10).
BACA JUGA: Pabrik Sagu Perhutani di Sorong Masuk Tahap Akhir
Berdasarkan fakta tersebut lanjutnya, Kadin Indonesia, melalui Klinik Bisnis yang dikelola Kadin terus memberikan edukasi, pendampingan serta mendorong pelaku UMKM lebih kreatif dan inovasi untuk menyajikan diversifikasi dan nilai tambah terhadap produk yang saat ini tengah berlangsung di sejumlah provinsi di Indonesia dengan Program Aktivasi Kerjasama Pengembangan Ekspor.
"Program itu ditujukan antara lain untuk mendampingi UMKM menghadapi kendala akses permodalan," tegasnya.
BACA JUGA: E-commerce Asli Indonesia Mampu Tandingi Pemain Global
Dia menjelaskan, skema pembiayaan melalui jalur perbankan relatif konservatif, dengan persyaratan yang ketat dan pola yang rumit bagi pelaku UMKM. Di sisi lain, UMKM memiliki nilai keuntungan yang terhitung kecil dan kebutuhan dana relatif cepat sehingga kurang mendapatkan prioritas alokasi kredit perbankan, meskipun memiliki potensi yang besar.
"UMKM butuh pendekatan dengan skema yang fleksibel, termasuk dalam hal bunga dan tenor pinjaman. Hal ini dikarenakan sistem pengelolaannya rata-rata di bawah standar profesional. Untuk itulah Kadin Indonesia menilai penting untuk menghadirkan sistem pembiayaan alternatif yang dialokasikan khusus bagi sektor UMKM," tandas Rosan. (fas/jpnn)
BACA JUGA: Jokowi Restui Munas Kadin, Kandidat Ketua Mulai Bermunculan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Freeport Minta Perpanjangan Kontrak, Jokowi: Tunggu 2019!
Redaktur : Tim Redaksi