jpnn.com, JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) mendukung Kemendikbudristek dalam menyelaraskan pendidikan vokasi.
Wakil Ketua Umum Bidang Vokasi dan Sertifikasi KADIN Indonesia Adi Mahfudz mengatakan upaya Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) tersebut sesuai dengan kebutuhan industri.
BACA JUGA: Kadin Dorong Optimalisasi Belanja Pemerintah Lewat ICEF 2023
"Bagi kami apa yang dilakukan Kemendikbudristek dengan meluncurkan 197 skema sertifikasi okupasi yang akan digunakan SMK dan perguruan tinggi vokasi sesuatu yang luar biasa. Selama ini kesannya jalan sendiri, makanya kami sambut baik," kata Adi Mahfudz seusai peluncuran 197 skema sertifikasi okupasi besutan Ditjen Vokasi Kemendikbudristek di Jakarta, Jumat (25/8).
Peluncuran ini, lanjutnya, menjadi pertanda siap menyambut bonus demografi yang nanti puncaknya di tahun 2045.
BACA JUGA: Kemendikbudristek Luncurkan 197 Skema Sertifikasi Okupasi untuk Pendidikan Vokasi
Bagi KADIN, pendidikan vokasi adalah basic. Kalau lemah di sini, maka harkat dan martabat sebagai anak bangsa akan downgrade.
Untuk menaikkan itu salah satunya adalah pendidikan vokasi, makanya fondasi ini adalah cerminan itu sendiri.
BACA JUGA: Waspadai Penularan Hepatitis Akut, KADIN Indonesia Gelar Sosialisasi ke Masyarakat
KADIN berharap ini tidak berhenti di tataran skema atau konsep, tetapi menjadi perilaku.
Sertifikasi ini harus menjadi sesuatu yang diperilakukan dan harus dikawal bersama.
"Upaya kemendikbudristek untuk menyelaraskan pendidikan vokasi ini sesuai dengan kebutuhan KADIN Indonesia hingga daerah," ucapnya.
TIdak kalah pentingnya adalah melakukan evaluasi. Oleh karena itu, bukan eranya lagi bicara kampusku kampus terbaik dibanding yang lain, daerahku terbaik dari yang lain, kompetensiku terbaik dari lainnya.
Adi menegaskan KADIN memberikan kepaastian kepada adik-adik yang dididik melalui vokasi bahwa ada kepastian mendapatkan pekerjaan itu. Jadi, jangan sampai ada ketidakpastian.
Plt. Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Dit. Mitras DUDI) Uuf Brajawidagda mengatakan 197 skema sertifikasi okupasi yang diluncurkan hari ini merupakan tahap awal.
Ditjen Vokasi akan terus bekerja sama dengan para pemangku kepentingan untuk menyamakan bahasa komunikasi di berbagai bidang.
"197 skema okupasi ini dibangun bersama dengan seluruh pihak. Ada guru, industri, KADIN, dan lainnya," ujarnya.
Asisten Deputi Pendidikan Vokasi dan Pendidikan Tinggi Kemenko PMK Ahmad Saufi menyampaikan dengan peluncuran 197 skema sertifikasi okupasi menunjukkan kita melangkah satu langkah lebih maju.
Semisalnya, pekerjaannya konstruksi itu ada jabatan-jabatannya, juga di pariwisata sehingga tuntutan pengguna yakni dunia usaha, industri sudah jelas.
"Bagi yang mencari pekerjaan mulai lulusan SMK, D3, D4 kini sudah mempunyai acuan harus bagaimana," kata Ahmad Saufi yang mengatasnamakan Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi (TKNV).
Dengan adanya ini, tambahnya, maka okupasi yang lain di luar 197 skema sertifikasi kini bisa mencontoh cara kerjanya.
Skema ini disusun oleh pengguna ada KemenPUPR, industri, KADIN, karena merekalah yang paling tahu kebutuhannya.
"Kebutuhan pengguna itu tadi nantinya bisa dituangkan dijadikan kurikulum di SMK. Di sisi lain dengan kerja bersama-sama ini kami bisa melangkah lebih jauh ke depan," pungkasnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cegah Kekerasan Seksual di Tempat Kerja, Ini yang Dilakukan Kemnaker & Kadin Indonesia
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad