Kadis Pilihan Ahok: Penanganan Banjir Era Anies Lebih Oke

Kamis, 14 Desember 2017 – 08:28 WIB
Underpass Dukuh Atas di bawah Jalan Jenderal Sudirman yang kebanjiran akibat hujan deras yang mengguyur wilayah Jakarta, Senin (11/12). Foto: Twitter/TMCPoldaMetro

jpnn.com, JAKARTA - Jakarta kembali terendam banjir. Kemampuan Gubernur Anies Baswedan menangani tamu tak diinginkan itu pun mulai dibanding-bandingkan dengan pendahulunya.

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Teguh Hendrawan mengatakan, penanganan banjir saat ini sebenarnya lebih baik dari rezim sebelumnya. Indikatornya, tak ada genangan yang bertahan lebih dari tiga jam.

BACA JUGA: Diguyur Hujan Deras, Ini Genangan Air di Jakarta

"Sekarang ini jauh lebih cepat penangananya dibanding yang Agustus. Tadi sudah dievaluasi oleh BPBD, bahwa maksimal genangan untuk sampai sekarang ini maksimal tiga jam," klaim Teguh saat ditemui di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (13/12).

Anies sendiri dilantik oleh Presiden RI Joko Widodo pada 16 Oktober menggantikan Djarot Saiful Hidayat.

BACA JUGA: Urusan Transparansi, Rezim Ahok Lebih Oke dari Anies-Sandi

Saat Djarot berkuasa, tepatnya bulan Agustus lalu, banjir juga terjadi. Adapun penanganannya memang lebih dari tiga jam.

Teguh mengatakan, di beberapa wilayah banjir terjadi karena pompa pembuangan air disana tidak berfungsi. Contohnya, banjir cukup parah di underpass Dukuh Atas, Jakarta Selatan.

BACA JUGA: Anies Terus Pantau Banjir di Jakarta

Namun, lanjut dia, masalah itu dapat teratasi dalam waktu yang terbilang singkat.

"Itu satu jam setengah udah langsung kering penangananya," terang pria yang diangkat menjadi kepala dinas pada era Gubernur Basuki T Purnama alias Ahok ini.

Diyakininya bahwa penanganan banjir ke depannya bakal lebih cepat lagi. Pasalnya, Teguh sudah mendapatkan perintah langsung dari Gubernur Anies untuk menyiagakan semua pompa penyalur air.

"Jadi Pak Gubernur minta evaluasi alat-alat objek vital pengendali banjir maupun genangan itu harus diaktifkan, disiagakan, dalam kondisi on fire," bebernya.

Saat ini, lanjut Teguh lagi, Dinas SDA memiliki 451 pompa stasioner dengan kondisi 95 persen. Hanya lima persen yang tidak bisa dioperasikan.

"Kita backup yang 5 persen yang tidak operasi dengan pompa mobile, termasuk sarana-sarana lain yang penunjang. ini kita siagakan. Belum lagi ditambah personil. PPSU, pasukan biru, kita siagakan semuanya," tukasnya. (sam/rmol)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BMKG Ungkap Pemicu Hujan Deras di Jabodetabek Ini


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler