JAKARTA – Tim pengawas kebijakan pembatasan BBM bersubsidi masih belum menuntaskan kajian atas penerapan kebijakan tersebutMenurut Ketua tim pengawas kebijakan pembatasan BBM bersubsidi Anggito Abimanyu, pihaknya masih belum dapat menyimpulkan apakah keputusan final adalah penundaan atau tetap dilanjutkan sesuai rencana yaitu akhir Maret nanti
BACA JUGA: Menperind Minta Kepastian Kebijakan Diskon Listrik
Dia menjelaskan, pada Rabu (2/3) pekan ini tim pengkaji akan bertemu dengan pemerintah
Kajian yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari gabungan tiga perguruan tinggi ini meliputi sisi kebijakan, kesiapan serta pengawasan
BACA JUGA: Impor Beras Bukan Solusi Krisis Pangan
Sebagai contoh berupa kesiapan di lapangan terkait distribusinya dan tangki Pertamax-nya serta bentuk pengawasan agar tidak terjadi kebocoranMenurutnya, semua aspek harus benar-benar diperhitungkan sebelum kebijakan tersebut diterapkan
BACA JUGA: Indonesia Butuh 4,8 Juta Pengusaha
Sedangkan, faktor dari eksternal berupa kenaikan harga minyak dunia juga menjadi pertimbangan tim pengkajiIa menyatakan, harus memperhatikan seberapa besar kondisi tersebut mempengaruhi kondisi dalam negeriNamun, menurutnya saat ini merupakan momentum yang tepat untuk rasionalisasi disparitas harga“Saya rasa ini merupakan momentum yang tepat,” ujarnya.Sementara itu, BPH Migas Tubagus Haryono menegaskan tim kajian pembatasan BBM bersubsidi akan tetap bekerja, meskipun kebijakan itu belum akan diterapkan dalam waktu dekat“Tim pengawasan ini akan tetap jalan, sesuai dengan fungsinyaArtinya, agar jangan sampai BBM subsidi ini tidak tepat sasaran,” katanya.
Terkait penerapan kebijakan itu, pemerimtah telah membuat juklak operasional sehingga rencana tersebut tidak bisa dilepaskan begitu sajaSelain itu, pihak BPH Migas juga sudah melibatkan beberapa pihak instansi terkait untuk melakukan pengawasan, beberapa pihak tersebut diantaranya adalah Kepolisian, Kejaksaan, Kementerian Perhubungan dan Organda
BPH Migas mengaku penggunaan BBM meningkat cukup tinggi selama bulan Januari 2011, kenaikananya berkisar 9 persen, namun jumlah tersebut agak turun dibandingkan tahun laluPertumbuhan itu, dipicu oleh permintaan dan pertumbuhan kendaraan yang tinggi.
Untuk kuota bulan Januari dibandingkan dengan realisasi, lanjut dia mengalami sedikit kenaikanUntuk kuota BBM bersubsidi 1,8 juta juta kilo liter untuk tiga jenis, realisasinya sekitar 1,9 juta kilo literNamun belum dapat disimpulkan kenaikan konsumsi ini karena harga Pertamax naik(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sektor Manufaktur Ditarget Raup Rp 736 Triliun
Redaktur : Tim Redaksi