jpnn.com, JAYAPURA - Vokalis grup band Slank Akhadi Wira Satriaji alias Kaka melihat hutan Papua yang terbentang dari Merauke hingga Jayapura dari udara.
Kaka Slank mengaku ini kali pertama melihat tutupan hutan di Papua dari dekat lewat udara.
BACA JUGA: Ada Apa Antara Kaka Slank dan Gojek Indonesia?
Selama sekitar 3 dan 45 menit, Kaka Slank melihat secara langsung kondisi hutan yang membentang dari Kabupaten Merauke, Boven Digoel, Keerom, dan Jayapura, tersebut.
Menurut Kaka, hutan Papua masih terlihat rapat dari udara.
BACA JUGA: Apa Kabar Hutan Papua di Masa Depan?
Oleh karena itu, jangan ditambah lagi pembukaan lahan dan hutan menjaga keselamatannya.
"Banyak yang bilang paru-paru dunia itu ada di Amerika Selatan dan di Indonesia, salah satunya di Papua. Dan dua-duanya terkikis," kata Kaka usai melihat hutan Papua yang terbentang dari Merauke hingga Jayapura dari udara di Sentani, Jayapura, Rabu (22/9).
BACA JUGA: Bersandar di Papua, Kapal Greenpeace Dukung Hutan Adat
Menurut Kaka, yang bisa menjaga keberadaan hutan Papua tentu masyarakat Indonesia sendiri.
Dia menegaskan jika ingin melihat hutan terselamatkan, jangan ditambah lagi pembukaan lahan dan hutannya.
"Maksudnya disetop, dicukupkan sekarang juga,” ujar dia.
Menurut Kaka, kondisi kerapatan hutan di Papua akan berlangsung lama atau tidak, tentu keputusannya ada di tangan anak bangsa sendiri.
Menurut CEO Yayasan EcoNusa Bustar Maitar, kegiatan melihat tutupan hutan menjadi hal rutin yang mereka lakukan untuk mengetahui kondisi aktual di lapangan.
Sepanjang penerbangan berjam-jam itu yang terlihat sebenarnya sebagian besar masih berupa hutan alam yang masih sangat bagus.
Hal itu akan tumpang tindih dengan food estate dan perluasan perkebunan kelapa sawit yang bahkan, dialokasikan sampai dua juta hektare di Merauke.
“Kebayang kalau itu semua dibuka, emisi yang akan keluar dari hutan-hutan itu akan besar sekali,” ujar dia.
Meski dari atas terlihat kosong, sebenarnya itu menjadi rumah dari masyarakat-masyarakat adat di sana yang menjadikan hutan sebagai sumber penting penghidupannya.
Dia mengkhawatirkan jika pembukaan terjadi, maka akan memicu kerusakan hutan besar-besaran.
Selain itu, kata dia, belum tentu masyarakat di Merauke hingga Boven Digoel akan menerima manfaat secara langsung. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Boy