Kakak Korban Mapala UII: Nyawa Harus Dibayar Nyawa

Kamis, 26 Januari 2017 – 07:24 WIB
Syafaah, Ibunda Ilham Nur Padmi Listiadi, menangis. Foto: TONI/LOMBOK POST/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Jenazah Ilham Nurpadmi Listiadi, mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta korban diksar Mapala, dibawa ke kampung halamannya di Desa Pringgasela Lombok Timur (Lotim), NTB, Rabu, kemarin (25/11).

Jenazah mahasiswa semester IV Jurusan Fakultas Hukum itu tiba sekitar pukul 10.00 Wita.

BACA JUGA: Kondisi Jasad Ilham Nur Sungguh Menyedihkan

Pantuan Radar Lombok (Jawa Pos Group), ratusan warga dan keluarga dekat korban menyemut di rumah duka menunggu kedatangkan jenazah.

Begitu jasad tiba, keluarga korban tak kuasa menahan tangis dan suasana duka pun pecah. Bahkan orang tua dan kakak kandung Ilham, teriak histeris melihat adiknya pulang dalam kondisi tak bernyawa.

BACA JUGA: Derita Keluarga Para Korban Diksar Mapala UII

“Saya tidak terima, perbuatan para pelaku. Nyawa harus dibayar dengan nyawa,” teriak Fadli kakak korban.

Keluarga dekat yang lain mencoba untuk menenangkan Fadli. Nasehat dari keluarga yang lain berulang kali diucapkan ke Fadli agar iklas dan mendoakan yang terbaik bagi sang adik.

BACA JUGA: Polres Sita Barang Bukti Penganiayaan Mahasiswa UII

Namun itu masih belum mengubah emosi Fadli dengan musibah yang menimpa adiknya. “Mereka harus dihukum seberat-beratnya,” sebut Fadli.

Sementara Safaah, ibu korban, hanya tersedu menangis melihat peti jenazah anaknya.

Begitu juga dengan sang ayah, Muhammad Safi'i. Meski terpukul dengan kejadian ini, dia mencoba tetap tegar.

Kasus penganiayaan yang menimpa anaknya diharapkan diproses hukum hingga tuntas. Para pelaku supaya semuanya segera ditangkap.

Perbuatan para pelaku ini harus diganjar dengan hukuman yang setimpal. Sebab apa yang telah dilakukan terhadap Ilham dan korban lainnya jelas sebagai perilaku jahat.

“Mereka harus diadili. Jangan sampai kami sebagai keluarga nantinya tidak mendapatkan keadilan,” harap dia.

Dijelaskan, jenazah Ilham memang telah dilakukan otopsi di salah satu rumah sakit tempat almarhum dirawat.

Namun hasil otopsi untuk sementara tidak diberitahukan ke pihak keluarga. “Hasil otopsi pihak kepolisian yang tahu. Alhamdulillah, semua pihak banyak yang membantu di sana,” ujar Safi'i.

Namun yang disayangkan, tidak ada satu pun pihak Mapala yang datang menjengkuk dan membantu sebelum korban dipulangkan ke Lombok.

Sementara setibanya di rumah duka, pihak keluarga menyempatkan diri melihat langsung kondisi jenazah almarhum. Setelah dilakukan salat jenazah secara bergiliran.

Dari rumah, jenazah almarhum kemudian dibawa ke masjid terdekat untuk kembali disalatkan. Setelah Dzuhur baru jenazah almarhum dimakamkan di pekuburan umum setempat.

Ilham korban ketiga yang meninggal setelah mengikuti diksar yang digelar panitia TGC Mapala UII di lereng selatan Gunung Lawu, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Sebelumnya, mahasiswa angkatan 2015 Teknik Elektro UII, Muhammad Fadli, meninggal dalam perjalanan ke RSUD Karanganyar pada 20 Januari 2017. Jenazah sudah diterbangkan ke tempat asalnya di Batam.

Menyusul kemudian mahasiswa angkatan 2015 Program Studi Teknik Industri UII, Yogyakarta, Syaits Asyam, yang meninggal saat dalam perawatan di Bethesda pada 21 Januari 2017.

Selain tiga korban meninggal, sejumlah peserta diksar dikabarkan dirawat di beberapa rumah sakit. (lie)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mereka Ditendang di Bagian Perut, Dipukul pakai Rotan


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler