jpnn.com - jpnn.com - Keluarga Patrialis Akbar di Tanjuangsaba, RT 01/ RW 03 No 17 dan 18, Kecamatan Lubukbegalung, Kota Padang, Sumbar, terlihat tetap tenang.
Penghuni rumah dengan cat dominan cokelat dan berlantai 2 tersebut menerima dengan baik ketika awak media berkunjung.
BACA JUGA: KPK Bidik Perusahaan Milik Pengusaha Penyuap Patrialis
“Silakan masuk. Saya ganti pakaian dulu, ya,” kata penghuni rumah yang diketahui kakak ke-4 Patrialis Akbar, Hj Yurdaniati Akbar, kepada Padang Ekspres (Jawa Pos Group), saat berkunjung ke rumah tersebut, kemarin.
Di rumah berlantai dua tersebut, terlihat foto-foto Patrialis yang digantung di dinding rumah.
BACA JUGA: Patrialis Akbar Itu Sangat Mengabdi kepada Orang Tua
Mulai saat Patrialis menjadi anggota DPR, menjabat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, hingga menjadi Hakim MK. Termasuk juga, foto Patrialis Akbar bersama orang tua dan kelima kakak dan adiknya.
Setelah menunggu setengah jam, Hj Yurdaniati pun keluar dan menemui di ruang tengah.
BACA JUGA: Sejak Tak Jadi Menteri, Patrialis Akbar Ituâ¦
Dalam percakapan dengan Padang Ekspres, Yurdaniati kaget mendengar kabar saudaranya Patrialis Akbar dikabarkan ditangkap KPK.
“Nggak mungkin, saya gak percaya begitu (dikabarkan Patrialis Akbar tertangkap oleh KPK, red). Bisa saja kan fitnah yang ingin menjatuhkan dia. Saya juga gak percaya dengan sekarang, banyak hoaxnya. Saudara saya itu alim orangnya, saya tahu. Apalagi orangnya suka pengajian dan sangat mengabdi kepada orang tua,” sebut Yurdaniati terlihat kebingungan ketika mendapatkan informasi itu.
Dia baru tahu informasi itu, kata Yurdaniati, dari awak media yang datang ke rumahnya.
“Saya benar-benar tak tahu dan tidak ada kepikiran begitu. Saya baru tahu informasi ini dari rekan-rekan media,” ucap wanita yang beda umurnya satu tahun dengan Patrialis.
Dia mengasumsi saudaranya itu mungkin dijebak. Saudaranya itu tidak begitu orangnya. Sikap tak korupsi itu sudah ditanamkan orang tua.
“Kakak saya dari teknik saja bilang. Nak kalo gede nanti jangan makan pasir, jangan makan semen, jangan makan besi. Saya ikutin nasihat kakak itu nggak mau disokong uang oleh orang. Ketika itu saya sebagai sekretaris kakak. Begitu juga Pak Patrialis. Orangnya nggak seperti itu. Diberi tas saja dikasihkan ke orang. Ini jelas tidak masuk akal rasanya,” ungkap Yurdaniati.
Setelah tak lagi menjabat sebagai Menteri Hukum dan HAM, Yurdaniati melihat hidup saudaranya mengabdi pada Allah.
Setiap bulan ada pengajian di rumahnya, Jakarta. “Hampir tiap bulan rumahnya penuh dengan pengajian,” ucapnya.
Jika benar berita penangkapan itu, Yurdaniati tetap bersikukuh tidak percaya informasi tersebut.
“Saya tidak percaya akan hal itu. Banyak sekarang, orang ingin menjatuhkan. Siapa yang benar sekarang, dijatuhkan. Yang benar sekarang, banyak yang ditekan,” tegasnya.
Kapan terakhir komunikasi dengan Patrialis? Yurdaniati mengakui baru kemarin ini berkomunikasi lewat handphone dan Whats App.
“Sekarang saja belum mengontaknya. Eh, dapat kabar saudara saya telah ditangkap KPK,” ujar kakak ke-4 Patrialis.
Dia juga mengatakan Patrialis itu peduli sesama. Itu dibuktikan, meski telah jadi pejabat, dia selalu mencari teman-teman sekolahnya yang tak mampu. Kemudian, diumrahkan dan dihajikan oleh Patrialis.
“Hidupnya itu nggak ada yang aneh-aneh. Saat ini, dia nggak memikirkan lagi dunia ini saya lihat. Dia ingin hidup saja. Kalau tak ada kegiatan, dia selalu berangkat umrah,” ucapnya didampingi sepupu Patrialis, Hj Rosmeli.
Yurdaniati juga mengatakan Patrialis, orangnya mengabdi pada orang tua. Ketika almarhumah ibunya masih hidup, dia mau menggendong sang ibu ketika berbelanja di supermarket.
“Santun luar biasa. Benar-benar mengabdi pada orang tua,” ujarnya seraya mengatakan mereka dibesarkan dari keluarga veteran. (ril)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Keluarga Percaya Patrialis Akbar Dijebak KPK
Redaktur & Reporter : Soetomo