Kakek-Nenek Itu Lega Bisa Lihat Jokowi dari Dekat

Selasa, 21 Oktober 2014 – 07:50 WIB
BANGGA: Para pedagang Pasar Gede turut meluapkan rasa syukur. Foto: Iswara Bagus Novianto/Jawa Pos Radar Solo

jpnn.com - SEJAK pukul 07.00, gelombang warga yang ingin mengarak pemimpin barunya mulai berdatangan di bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta. Semakin siang, rute sepanjang 1,5 km dari bundaran HI hingga Istana Negara makin sesak oleh lautan manusia.

Lebih dari 100 ribu warga rela berjam-jam menunggu pemimpinnya turun ke jalan. Cuaca terik dengan suhu 33 derajat Celsius dan kondisi berdesakan tidak menyurutkan minat mereka untuk melihat dari dekat sosok pemimpinnya yang merakyat itu.

BACA JUGA: Dahlan Iskan di Mata Para Direksi BUMN

Mereka sudah senang meski hanya bisa melambaikan tangan dari kejauhan kepada Jokowi-JK yang kemarin diarak dengan menggunakan kereta kencana peninggalan Keraton Surakarta. Padahal, kemunculan Jokowi-JK dalam kirab budaya itu telat dua jam dari jadwal.

Di antara warga yang rela bermandi keringat tersebut, ada pasangan lanjut usia asal Bogor, Sri Maisaroh, 65, dan Basri Gumanti, 72. Mereka beruntung bisa berada di dekat kereta kencana yang ditumpangi Jokowi dan JK. ’’Kami ingin sekali bisa mengantar Pak Jokowi jadi presiden ketujuh RI. Karena itu, kami harus berangkat dari rumah pagi tadi pukul 09.00 naik KRL,’’ tutur Sri.

BACA JUGA: Presiden SBY di Mata Orang-Orang Dekatnya di Istana

Berbekal tas kecil berisi keperluan pribadi dan sebotol air mineral, Sri bersama Basri tidak goyah meski harus berdesakan dengan warga lain dan para fotografer. Dia punya harapan sederhana untuk Jokowi-JK. ’’Mudah-mudahan setelah ini harga barang-barang bisa murah dan negara ini semakin damai,’’ tutur nenek yang kemarin mengenakan jilbab abu-abu itu.

Lain lagi dengan Ramjan Muhammad. Dia adalah penyandang disabilitas asal Manado yang sudah sebulan ini berada di Jakarta dan ingin bertemu Presiden Jokowi secara langsung. Ramjan terlihat di garis start kirab di bundaran HI di atas kursi rodanya. Sebelum ke Jakarta, dia sempat berkeliling Indonesia demi membesarkan hati para penyandang cacat.

BACA JUGA: Merasakan Efek Park Ji-sung di Kota Suwon, Korea Selatan

Ramjan kemudian menunjukkan foto dirinya saat bertemu Jokowi tidak lama setelah pilpres. Meski hanya sebentar, pria 46 tahun itu sudah sangat senang bisa bersalaman dengan mantan gubernur DKI Jakarta tersebut.

Kepada Jawa Pos, dia menyampaikan harapannya kepada Jokowi agar lebih memperhatikan rakyat yang menyandang disabilitas.

’’Kami berharap Pak Jokowi bisa membuatkan sebuah wadah agar kami kaum disabilitas bisa berkumpul dan berkarya,’’ tuturnya.

Selain itu, dia berharap fasilitas publik di Indonesia bisa lebih ramah bagi kaum disabilitas seperti dirinya.

Jokowi tiba di bundaran HI pukul 13.40. Tahu presidennya datang, warga pun makin merangsek mendekat ke kereta kecana yang ditarik empat kuda jantan itu. Barikade aparat Polri dan TNI pun tidak mampu membendung atusiasme warga.

Alhasil, warga terlibat dorong-mendorong dengan Paspampres serta aparat keamanan yang bertugas memberikan ruang bagi rombongan kereta Jokowi.

Begitu kereta berjalan pelan, ribuan tangan serentak melambai kepada Jokowi. Lambaian itu dibalas dengan senyum, lambaian tangan, serta sapaan khas mantan wali kota Solo tersebut. Sempat terjadi insiden kecil ketika Jokowi nyaris terjatuh saat hendak naik ke tempat duduk di atas kereta kencana. Sebab, pada saat bersamaan, mendadak si kuda berjalan.

Meski begitu, Jokowi tetap bersemangat menyapa warga yang mengelu-elukan namanya. Sambil berdiri di atas tempat duduk kereta kencana, Jokowi mengacungkan tangan kanannya membentuk angka tiga yang berarti Persatuan Indonesia. Kode tersebut langsung dibalas warga dengan cara serupa.

Setelah melambai kepada rakyat, presiden 53 tahun itu mencopot dasi merah yang dikenakannya, dilanjutkan membuka kancing atas kemeja putihnya. Lalu, Jusuf Kalla bergabung.

Mereka pun melambaikan tangan bersama kepada rakyat di sepanjang Jalan Thamrin. Senyum semringah tidak pernah lepas dari wajah keduanya. Kereta kencana pun melaju perlahan hingga ke Istana Negara.

Ketika Jokowi melakukan pisah sambut dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Istana Merdeka, warga beralih ke area Tugu Monas. Tujuan mereka hanya satu, yakni menyaksikan Konser Syukuran Salam Tiga Jari yang digagas sejumlah relawan. Acara itu berlangsung sejak pagi dan melibatkan banyak artis yang mengisi secara sukarela.

Selain di Monas, syukuran rakyat digelar serentak di berbagai kota di seluruh Indonesia. Syukuran tersebut diklaim sebagai syukuran terbesar, tidak hanya di Indonesia, namun bahkan di dunia, untuk menyambut seorang presiden baru.

’’Konser Salam Tiga Jari ini kami tujukan sebagai lambang bersatunya kembali rakyat Indonesia yang pada hari-hari kemarin seolah terpisah ke dalam dua kubu yang saling berlawanan,’’ ujar Ketua Tim Nasional Syukuran Rakyat dan Konser Salam Tiga Jari Abdee Negara di Monas kemarin.

Gitaris grup band Slank tersebut mengungkapkan, pergelaran akbar itu diselenggarakan dan didukung berbagai pihak secara sukarela.

Di antaranya, kalangan seniman musik dan seniman tari serta visual Indonesia. Selain itu, band musik kelas internasional asal Inggris, Arkarna, ikut tampil mengisi panggung konser tanpa dibayar. ’’Mereka terbang ke sini pakai duit sendiri,’’ ucapnya.

Acara yang menyedot perhatian ratusan ribu rakyat ibu kota itu sudah diperkirakan Abdee. Karena itu, dia tidak terkejut melihat lautan manusia menyesaki tiga titik acara, yakni bundaran HI, Lapangan Monumen Nasional (Monas), dan Istana Negara.

’’Sejak awal kami lontarkan ide ini, lalu tanya-tanya ke masyarakat. Ternyata, mereka antusias. Oh ya, bagus nih,’’ tuturnya.

Konser syukuran itu juga dihadiri Presiden Jokowi yang datang pukul 18.15 atau mundur sekitar satu setengah jam dari jadwal. Di atas panggung di samping Monas, dia memotong tumpeng, dilanjutkan pidato singkat di hadapan warga yang menyemut.

Tumpeng diserahkan kepada beberapa orang yang dinilai sebagai sosok yang menginspirasi. Salah satunya adalah sopir taksi perempuan bernama Siti Bugiah. Dia adalah single parent yang menghidupi dua anaknya.

Bagi Abdee, Konser Syukuran Rakyat Salam Tiga Jari itu sebenarnya bukan yang pertama digelar untuk Jokowi. Pada 5 Juli lalu, bersama para relawan, dirinya juga membuat Konser Salam Dua Jari di Senayan.

Konser itu disebut-sebut kembali menaikkan popularitas Jokowi yang sempat menurun dan nyaris disalip Prabowo Subianto (capres dari Koalisi Merah Putih). Jokowi akhirnya menang dalam pilpres.

Meski sangat sukses saat Konser Salam Dua Jari, Abdee mengaku sempat dag-dig-dug dalam acara syukuran kali ini. Dia khawatir Jokowi tidak bisa hadir di Monas. Maklum, Jokowi sekarang sudah menjadi presiden. Acaranya padat. Apalagi Jokowi harus menerima tamu pemimpin negara sahabat yang ingin menyampaikan ucapan selamat.

’’Sepanjang konser, saya terus berdoa agar Pak Jokowi bisa hadir. Sebab, konser itu kurang lengkap bila tidak dihadiri Bapak Presiden kita,’’ ucap Abdee.

Akhirnya, Jokowi membuktikan janjinya untuk datang dalam syukuran itu. Meski hanya singkat, dia sudah melengkapi puncak acara yang rangkaiannya diselenggarakan sejak 17 Oktober lalu tersebut. ’’Setelah ini tidak ada acara lagi,’’ tandas Abdee.

Dia merasa bangga bisa menjadi salah satu bagian dari Indonesia pada masa kepemimpinan Jokowi. Hal itu membuat dirinya begitu bersemangat menyiapkan konser syukuran di Monas tersebut. Dia rela beberapa hari menghabiskan waktu di lokasi bersama para relawan.

Menurut Abdee, pesta tersebut adalah pesta kemenangan rakyat. Seluruh acara yang digelar di sekitar Istana Negara kemarin juga berlangsung karena adanya kekuatan rakyat yang mau membantu dengan sukarela. Bahkan, para musisi hadir dan manggung tanpa dibayar.

’’Jokowi-JK adalah kita. Dan semua tergerak karena ini adalah people power. Pesta ini untuk rakyat,’’ tuturnya.

Abdee menolak disebut motor acara itu. Sebab, acara tersebut terlaksana karena kemauan ratusan ribu orang yang hadir untuk menonton dan memestakan sang presiden rakyat itu.

’’Saya percaya, Jokowi-JK memiliki sebuah gagasan besar dan keberanian yang menggerakkan relawan berbuat sejauh ini,’’ ujarnya.

Warga Pasar Gede Bersuka Cita

Suka cita juga dirasakan para pedagang Pasar Gede Harjonagoro, Solo, dalam menyambut Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden. Mereka pun menggelar tasyakuran dan nonton bareng pelantikan Jokowi-JK di gedung DPR/MPR lewat pesawat televisi di sudut-sudut pasar legendaris itu.

Para penghuni pasar, mulai pedagang, kuli panggul, tukang becak, hingga juru parkir, beramai-ramai berurunan untuk menyelenggarakan tasyakuran secara sederhana itu. Dari urunan tersebut, terkumpul uang Rp 2,5 juta.

’’Acara utamanya nonton bareng pelantikan Pak Jokowi-JK dan tasyakuran. Ada gunungan buah dan tumpeng yang kami upayakan dengan urunan,’’ kata Ketua Paguyuban Pasar Gede Jumadi.

Dia menyatakan, hampir seluruh warga pasar mendukung Jokowi. Sebab, Jokowi cukup sering berkunjung ke Pasar Gede. Bahkan, ketika sudah dicalonkan menjadi capres pun, dia masih menyempatkan diri mampir ke Pasar Gede, walau hanya sebentar.

’’Saat masih jadi wali kota Solo, Pak Jokowi sering blusukan di pasar-pasar, termasuk di Pasar Gede,’’ tambah Jumadi.

Syukuran sambil Basah-basahan

Di Bandung, para seniman Sunda menyambut pelantikan Jokowi-JK dengan mengadakan acara di Sungai Cikapundung kemarin. Para seniman memilih sungai karena mengandung filosofi tertentu. Yakni, agar segala sesuatu yang mengotori negeri ini dapat hanyut terbawa arus sekaligus berharap sungai itu dapat bersih kembali.

Dalam acara itu, ditampilkan sejumlah aksi teatrikal seperti berwudu, mencuci, dan berdoa. Hal itu menunjukkan bahwa pada zaman dahulu air Sungai Cikapundung sangat bersih. Bahkan dapat dipakai untuk bersuci. Mereka juga memasang meja makan di tengah sungai lengkap dengan nasi tumpeng.

Koordinator Seniman Sunda Jeprut Tisna Sanjaya menyatakan, tidak seperti orang lain yang menggelar syukuran di hotel atau restoran mewah, mereka sengaja memilih Sungai Cikapundung untuk menunjukkan bahwa di tengah kota kreatif dan kaya kaum intelek itu ada sungai yang kini seolah menjadi septic tank terpanjang.

’’Semoga ini menjadi perhatian bersama, khususnya pemerintahan yang baru, agar aset kearifan lokal ini tidak tercemari lagi,’’ kata Tisna berharap.

 
Suasana meriah pelantikan Jokowi-JK sebagai presiden dan wakil presiden juga dirasakan warga Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Warga berkumpul di Tugu Soekarno untuk nonton bareng acara seremonial di gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, hingga konser tasyakuran di Lapangan Monas. Di tempat itu dipasang layar lebar agar warga Palangkaraya bisa menyaksikan upacara bersejarah bagi bangsa Indonesia tersebut.

’’Kami tentu mengucapkan selamat atas dilantiknya Pak Jokowi sebagai presiden dan Pak Jusuf Kalla sebagai Wapres,’’ ungkap Wakil Gubernur Kalteng H Achmad Diran tadi malam.

Selain nonton bareng, ada acara pelepasan 750 lampion dan pesta makan gratis bersama bagi rakyat Palangkaraya. Ada pula sejumlah atraksi kesenian di sudut-sudut Tugu Soekarno serta ruas Jalan S. Parman.

Di antaranya, musik hip hop, tari Dayak, serta pertunjukan tari Bambang Cakil oleh Paguyuban Perkumpulan Keluarga Wong Jawa (Pakuwojo). (*/dilengkapi laporan dari Solo, Bandung, Palangka Raya/c5/ari)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perjuangan Wielly Wahyudin Melawan Kanker Payudara


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler