Kala Ganjar Pegang Pedang Bambu dan Dengarkan Kisah Perjuangan Kiai Zainal Musthafa

Selasa, 10 Oktober 2023 – 15:35 WIB
Bacapres 2024 Ganjar Pranowo ketika memegang pedang yang digunakan mendiang Kiai Zainal Musthafa melawan penjajah. Dok: Tim media Ganjar.

jpnn.com, TASIKMALAYA - Bacapres 2024 Ganjar Pranowo diperlihatkan sebuah pedang ketika melakukan kunjungan ke Ponpes Sukamanah, Tasikmalaya, Jawa Barat, Selasa (10/10).

Pedang yang ditunjukkan oleh Kiai Acep Tohir Fuad kepada Ganjar itu merupakan miliki Kiai Zainal Musthafa dan dipakai untuk melawan penjajah.

BACA JUGA: Ganjar Untuk Semua Ajak Masyarakat Sambut Pemilu 2024 dengan Penuh Gembira

"Ini pedang dari bambu, Pak Ganjar. Dulu senjata yang digunakan melawan penjajah ya ini. Calon presiden harus tahu ini," kata Kiai Acep dalam siaran persnya.

Kiai Acep menerangkan bahwa dulu Kiai Zainal Musthafa dan para santri berjuang menggunakan pedang serta tombak dari bambu. Namun, meski dari bambu, pedang dan tombak yang digunakan bukan senjata sembarangan.

BACA JUGA: Kiai Ubed Cipasung: Ganjar Itu Mantu Kiai, Pasti Peduli Pesantren

"Ini warna aslinya kuning, berubah cokelat seperti ini karena ada bekas darahnya, Pak. Dan ini tidak sembarang senjata, orang yang pegang ini kebal peluru," ujar Kiai Acep.

Ganjar pun memegang pedang dari bambu itu sambil mendengarkan kisah perjuangan Kiai Zainal Musthafa. Bagaimana dia dulu berjuang dalam pertempuran Sukamanah yang melegenda.

BACA JUGA: Saga Gelar Selawat Kebangsaan untuk Ganjar, Spesial Bersama Gus Ali Gondrong

Sebanyak 86 santrinya gugur dan dimakamkan dalam satu lubang. Sementara Kiai Zainal ditahan di Jakarta dan dihukum mati oleh tentara Jepang.

"Dulu makam Bapak saya di Jakarta, kemudian atas permintaan keluarga dipindahkan ke sini," kata Kiai Acep.

Dia juga mengajak Ganjar berziarah ke makam pahlawan yang letaknya tak jauh dari pondok pesantren itu. Di makam pahlawan itu, terbaring Kiai Zainal Musthafa dan para santrinya.

Ganjar didampingi Kiai Acep dan Bupati Tasikmalaya berdoa di pusara makam Kiai Zainal Musthafa dan para santri yang telah gugur melawan penjajah. Dia sempat menaburkan bunga dan menyambangi satu-satu makam para syuhada itu.

"Ternyata Kiai Zainal Musthafa ini ayahanda Kiai Acep yang juga seorang pahlawan. Beliau berjuang saat masih muda, usia 44 tahun berjuang melawan penjajah dan gugur," kata Ganjar.

Kiai Zainal membuktikan banyak ulama di Indonesia yang berjuang mempertahankan NKRI dengan pertaruhan nyawa. Maka generasi penerus harus belajar bagaimana simap patriotik, nasionalis para pejuang yang gugur mempertahankan republik Indonesia, termasuk mereka dari kalangan ulama.

"Kami belajar betul dari ketokohan beliau, banyak ulama yang punya sikap patriotis, nasionalis dan mengorbankan jiwa raga untuk Indonesia. Ini pelajaran penting bagi generasi penerus bangsa berikutnya, bagaimana kita mempertahankan NKRI di manapun kita berada," pungkas dia. (cuy/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menginap di Desa Terpencil, Ganjar Serap Aspirasi Sebanyak Mungkin


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler