Kalah di 16 Besar, Gregoria Mariska Akui Terbawa Permainan Ratchanok Intanon

Kamis, 29 Juli 2021 – 13:55 WIB
Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung saat bertanding melawan Lianne Tan dari Belgia (tidak terlihat dalam foto) di Musashino Forest Sport Plaza di Tokyo, Jepang, 28 Juli 2021. (REUTERS/Yohei Osada/AFLO/Yohei Osada)

jpnn.com, TOKYO - Tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung takluk di 16 besar cabang olahraga bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 dari wakil Thailand, Ratchanok Intanon.

Bermain di Musahino Forest Plaza, Tokyo, Kamis (29/7) pagi WIB, Gregoria kalah dua gim langsung, 12-21 dan 19-21.

BACA JUGA: Khris Middleton: Jawara NBA yang Incar Medali Emas Olimpiade

Usai laga, pebulu tangkis kelahiran Wonogiri ini mengaku terpancing permainan cepat yang dilancarkan Intanon sejak awal pertandingan. Tidak heran, Gregoria sulit mengimbangi pemain asal Negeri Gajah Putih itu.

"Game pertama saya kepancing permainan cepat lawan, terpancing bermain cepat. Padahal itu tidak menguntungkan buat saya karena lawan sepertinya memancing untuk main panjang,"

BACA JUGA: Terpeleset di 16 Besar Olimpiade Tokyo, Kevin/Marcus Akui Pasangan Malaysia Tampil Lebih Apik

"Sementara bola-bola saya banyak yang out. Saya ingin pengembalian bola-bola saya yang menyusahkan lawan, tetapi malah out dan jadi mati sendiri," ungkap Gregoria dalam rilis yang diterima jpnn.com dari NOC.

Gregoria bukan tanpa perlawanan dalam laga ini. Usai kalah di gim pertama, ia berjuang keras untuk memberikan permainan terbaiknya pada gim kedua.

Akan tetapi, kerja keras dara berusia 21 tahun ini belum mampu menembus pertahanan Intanon yang dalam laga ini sangat apik. Alhasil, Gregoria harus angkat koper dari ajang Olimpiade Tokyo 2020.

“Pada game kedua, awalnya saya tak bisa atur irama. Saat di pertengahan pas saya ketinggalan jauh, saya cuma mikir, kalaupun kalah, saya enggak mau kalah begitu saja,"

"Pasti akan menyesal, apalagi jika tidak mencoba karena seperti yang sebelumnya saya bilang, saya ingin Olimpiade ini menjadi pembuktian diri bahwa saya bisa," ungkap Gregoria.

Pada laga ini Gregoria sempat merasa ada tekanan sebelum bertanding. Perasaan inilah yang ternyata membuatnya kurang bisa berkembang.

"Tapi, saya jadinya merasa tertekan di lapangan sehingga permainan saya kurang berkembang. Padahal, saya ingin all-out karena ini Olimpiade, empat tahun sekali," pungkasnya.

Kekalahan ini membuat Intanon memperlebar rekor kemenangan atas Gregoria. Dari delapan pertandingan, tunggal putri peringkat enam dunia itu selalu mengalahkan wakil Indonesia ini.

Pertemuan terakhir keduanya terjadi di ajang Malaysia Master 2020. Saat itu, Gregoria juga kalah dari Intanon dengan skor 24-22, 19-21 dan 15-21. (noc/mcr16/jpnn)


Redaktur & Reporter : Muhammad Naufal

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler