Kalah di Pilgub DKI Jakarta dan Banten, PDIP Ubah Strategi

Senin, 01 Januari 2018 – 12:41 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam rapat konsolidasi internal di Serang, Banten, Rabu (1/11). Foto: Humas DPP PDIP for JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pilkada serentak di 171 daerah akan memasuki tahapan pendaftaran pasangan calon ke KPU pada 8-10 Januari 2018.

Namun, hingga kini masih banyak parpol yang belum memutuskan siapa pasangan calon yang akan diusung.

BACA JUGA: Pekan Depan Pendaftaran Paslon, Ada 2 Titik Kerawanan

Pengamat politik sekaligus Direktur Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar W. Oetomo berpendapat, gejala paslon yang belum jelas terjadi karena peta politik nasional terbelah menjadi tiga.

”Pergulatan tiga pendulum ini, yakni Jokowi, Prabowo, dan Partai Demokrat, sangat berpengaruh pada peta politik nasional serta daerah,” jelasnya kepada Jawa Pos.

BACA JUGA: 3 Tokoh Besar yang Bermain, Jokowi Tidak Termasuk

Dalam beberapa aspek, ujar Mochtar, tiap-tiap kubu atau partai menginginkan suara linier sampai ke daerah.

Faktanya, suara daerah tidak bisa serta-merta disamakan dengan nasional. Itulah yang membuat rekomendasi paslon di banyak daerah tersendat.

BACA JUGA: Tak Mau Kalah Lagi, PDIP Bakal Habis-habisan di Pilgub Bali

Mochtar menerangkan, parpol dihadapkan pada banyak pilihan. Tidak terfokus pada sosok-sosok yang pernah bertarung. Bahkan, soal koalisi pun masih sangat cair.

Di Jatim pun sebenarnya masih tersisa teka-teki, yakni poros ketiga. Menurut Mochtar, meskipun waktunya semakin mepet, kemungkinan munculnya poros ketiga masih tinggi.

”Kalau melihat situasi di provinsi lain, Jabar, PKS akhirnya bergabung dengan Gerindra walaupun tadinya bersama Demokrat,” urainya. Hal yang sama mungkin terjadi di Jatim.

Mochtar optimistis karena Gerindra-PAN-PKS menunjukkan kecenderungan yang sama di banyak daerah.

Malah, dari sisi koalisi partai, Mochtar menilai Gerindra, PAN, dan PKS lebih pasti daripada poros PDIP.

Sebab, koalisi PDIP kini berbeda-beda di tiap daerah, menyesuaikan dengan peta politik masing-masing.

Mochtar memperkirakan koalisi PDIP di daerah saat ini tidak akan bertahan sampai Pileg dan Pilpres 2019.

Selain itu, dia melihat strategi PDIP pada pilkada serentak kali ini juga baru, berbeda dengan biasanya.

”Pasca kekalahan di DKI Jakarta dan Banten, ada semacam sindrom. PDIP mulai berpikir ulang soal strategi. Saat ini mereka memutuskan untuk berkoalisi,” ulasnya.

Padahal, di beberapa provinsi, sejatinya PDIP bisa mengusung paslon sendiri. (lum/deb/c9/oni)

 

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polarisasi Mengerucut, Sikap PDIP Masih Misteri


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler