jpnn.com, JAKARTA - Peta pencalonan di Pilgub Jatim terbilang paling konkret dibanding Jabar, Jateng, dan Bali.
Sejak sebulan lalu sudah ada dua pasangan calon (paslon) yang hampir pasti bertarung. Yakni Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak.
BACA JUGA: Poros Baru Bentukan Gerindra, Pemanasan Hadapi Pilpres
Paslon pertama diusung PDIP-PKB, sedangkan pasangan kedua menjadi andalan koalisi Partai Demokrat, Golkar, PPP, Nasdem, dan Hanura.
Di Jawa Barat (Jabar), hanya koalisi Partai Gerindra, PKS, dan PAN yang sudah resmi mengusung Mayor Jenderal TNI (purnawirawan) Sudrajat dan Ahmad Syaikhu sebagai bakal calon gubernur dan calon wakil gubernur (cagub-cawagub).
BACA JUGA: Prabowo jadi Pilih Yenny Wahid? Tunggu Kejutan 3 Januari
Beberapa tokoh yang diprediksi bakal maju antara lain Dedi Mulyadi, Deddy Mizwar, Ridwan Kamil, dan Anton Charliyan.
Ada pula nama-nama lain seperti Uu Ruzhanul Ulum, Syaiful Huda, dan Iwa Karniwa. Hingga pergantian tahun 2017, belum ada paslon lain yang sudah dideklarasikan secara resmi.
BACA JUGA: Inilah Seruan Gerakan Politik Bersih Jelang Pilkada Serentak
Kondisi serupa terjadi di Jateng. Hanya koalisi Partai Gerindra, PAN, dan PKS yang sudah mendeklarasikan pencalonan Sudirman Said sebagai bakal cagub. Tapi, wakilnya pun masih belum pasti.
Bagaimana PDIP yang menjadi pemenang pemilu? Partai banteng itu dikabarkan bakal mengusung sang incumbent Ganjar Pranowo. Memang ada beberapa nama lain yang muncul.
Antara lain Sri Puryono, Hadi Prabowo, Gatot Nurmantyo, Pramono Edhie Wibowo, Wisnu Suhardono, dan Yusuf Chudlori.
Namun, seperti halnya Jabar, nama-nama tersebut belum mengantongi tiket resmi dari parpol.
Lain lagi pilgub Bali. Di sana peta pertarungan sepertinya sudah tergambar. Ada dua paslon yang bakal bertarung.
Yakni I Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Koster-Cok Ace dan IB Rai Dharmawijaya Mantra-Ketut Sudikerta alias Dharma-Kerta.
Beberapa pengamat politik memprediksi, parpol bakal habis-habisan memenangkan jagonya di Jawa dan Bali. Khususnya di Jatim, Jateng, dan Jabar.
Sebab, tiga wilayah itu bisa menjadi lumbung suara dalam Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) maupun Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019.
Ya, pilgub memang terkait erat dengan pileg dan pilpres. Karena itu, penyusunan strategi pilgub selalu dikaitkan dengan pileg maupun pilpres.
Pengamat politik Siti Zuhro menyatakan, pilkada di Jatim, Jabar, dan Jateng menjadi incaran banyak partai. ”Sangat seksi,” ucapnya saat dihubungi Jawa Pos.
Kemenangan di wilayah Jawa bisa menjadi indikator untuk mengukur elektabilitas partai dalam Pemilu 2019.
Sebab, setiap partai memerlukan pijakan untuk menentukan strategi politik. ”Nah, pilkada merupakan salah satu pijakannya,” imbuh dia.
Siti menganalisis, ada tiga tokoh besar yang akan bermain dalam pilkada serentak kali ini.
Yakni Megawati Soekarnoputri (ketua umum PDIP), Prabowo Subianto (Gerindra), dan Susilo Bambang Yudhoyono (Demokrat). ”Sudah bisa ditebak dari awal,” ujarnya.
Menurut Siti, pertarungan itu juga tampak dalam pilkada DKI Jakarta dan Banten sebelumnya. Koalisi Partai Gerindra dan PKS berhasil memenangi pilgub.
Namun, kata dia, pertanyaannya: apakah kemenangan di pilkada DKI bisa diperoleh juga di daerah lain?
”Itu menjadi pertanyaan besar,” tuturnya. Sebab, setiap daerah punya ciri khas masing-masing. Parpol tentu sudah memetakan kekuatan politik di setiap daerah.
Peneliti senior LIPI tersebut menjelaskan, kondisi di Jabar sangat dinamis. Baru saja terjadi cuaca politik ekstrem, yaitu ketika PKS dan PAN mencabut dukungan kepada Deddy Mizwar alias Demiz yang didukung Partai Demokrat. PKS dan PAN kemudian bergabung dengan Gerindra.
Demokrat pun membangun koalisi dengan Golkar dan mengusung Demiz-Dedi Mulyadi. Namun, belum jelas siapa yang akan menjadi cagub.
Yang belum memutuskan sikap adalah PDIP. Sampai sekarang belum jelas siapa calon yang akan diusung untuk merebut suara masyarakat Jabar.
Pilgub Jateng juga masih sangat dinamis. Gerindra, PKS, dan PAN bersama-sama mengusung Sudirman Said. Malah, kata Siti, PDIP yang belum menentukan sikap. Padahal, Jateng termasuk salah satu ”kandang banteng”.
Mengenai pilgub Jatim, dia mengakui bahwa langkah politik di sana lebih tangkas. ”Itu tidak lepas dari proaktifnya PKB,” ujarnya. Sekarang tinggal menunggu keputusan politik Gerindra, PKS, dan PAN.
Terkait dengan koalisi, akademisi yang meraih gelar PhD ilmu politik dari Curtin University, Perth, Australia, itu mengatakan, Gerindra, PKS, dan PAN sedang berupaya membangun koalisi untuk menghadapi pemilu.
Apakah koalisi tersebut bertahan sampai pemilu? Menurut Siti, dalam politik tidak ada yang absolut. Jadi, tetap terbuka berbagai kemungkinan.
”Kalau sudah sampai detik terakhir baru absolut,” tutur perempuan kelahiran Blitar itu.
Sebelum paslon resmi terdaftar di Komisi Pemilihan Umum (KPU), semua kemungkinan memang masih bisa terjadi. Karena itu, hingga kini masih banyak parpol yang belum bersikap. (lum/deb/c9/oni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekonom Apresiasi Gagasan Gus Ipul Entaskan Kemiskinan
Redaktur & Reporter : Soetomo