Kalangan Swasta dan BUMN Bisa Berpartisipasi Menguatkan Ketahanan Pangan Indonesia

Selasa, 16 Agustus 2022 – 22:08 WIB
Pembuatan saluran air dan penanaman jagung di salah satu lokasi food estate di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto: Dokumentasi Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Sutarto Alimoeso menilai langkah pemerintah melalui Kementerian Pertanian meningkatkan produksi pangan lokal dan substitusi komoditi pangan impor sangat positif.

Hal itu juga terbukti berhasil menyokong ketahanan pangan tangguh selama pandemi Covid-19. Menurutnya, mencapai dan mempertahankan prestasi itu tentu tidak mudah.

BACA JUGA: Ganjar Dorong Industri Desa Jadi Pemacu Ketahanan Pangan

"Dalam jangka pendek, saya akan mendorong peran BUMN dan swasta yang punya HGU (Hak Guna Usaha) ditugasi (memproduksi pangan)," ujar Sutarto.

Alasannya, BUMN dan swasta yang punya HGU itu juga memiliki program replanting. Penanaman kembali ini bisa diselingi dengan tanaman pangan, seperti jagung, kedelai, dan sorgum.

BACA JUGA: Program Food Estate di Lahan Bekas di Kalimantan Tengah Tuai Hasil Positif

Mantan Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian tersebut menekankan dengan menggandeng pihak swasta dan BUMN, pemerintah tidak lagi hanya mengandalkan petani dalam ketersediaan pangan.

"Beri tugas BUMN dan swasta yang memiliki HGU lahan ratusan ribu, bahkan jutaan hektare (untuk memproduksi pangan),” kata Sutarto.

BACA JUGA: Food Estate Bisa Mendukung Impian Indonesia jadi Lumbung Pangan Dunia

Sebelumnya, International Rice Research Institute (IRRI) menyerahkan penghargaan Sistem Pertanian-Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penggunaan Teknologi Inovasi Padi kepada Pemerintah Indonesia.

Penghargaan diserahkan oleh Direktur Jenderal IRRI Jean Balie kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Minggu (14/8).

Rektor IPB University yang hadir dalam penyerahan penghargaan itu mengatakan, keberhasilan Indonesia ini bisa dicapai karena tiga hal.

Yaitu intensifikasi, ekstensifikasi, dan program diversifikasi serta pengembangan varietas unggulan.

Sutarto Alimoeso menilai, upaya yang dilakukan Kementan dengan meningkatkan produksi pangan lokal untuk mensubstitusi komoditi pangan impor dan melakukan ekstensifikasi lahan melalui program food estate atau lumbung pangan adalah adalah hal positif.

"Menurut saya kedua program tersebut bagus, dengan catatan tepat tempat dan tepat teknologi, serta tepat pasar. Dampaknya atau hasilnya relatif terasa dalam jangka menengah-panjang,” kata dia.

Food Estate merupakan program pemerintah, salah satunya lewat Kementan, untuk memperluas lahan pertanian agar ketahanan pangan Indonesia makin kuat.

Food estate mengambil lokasi di dua provinsi Indonesia, yakni Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah.

Kementan tengah menggalakkan peningkatan produksi pangan lokal untuk mengurangi ketergantungan pada beberapa komoditi pangan impor, seperti kedelai dan gandum. (flo/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler