Kalaupun Akhirnya Jokowi & Megawati Bersimpang Jalan, Tidak Usah Dianggap Serius

Jumat, 18 Agustus 2023 – 11:14 WIB
Momen Presiden Jokowi bersama dua kandidat Capres 2024, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Foto/dok: Tim Media Prabowo Subianto

jpnn.com, JAKARTA - Kolumnis kondang Dahlan Iskan penasaran dengan ekspresi Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) berpidato d sidang tahunan MPR, di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Rabu (16/8) lalu.

Hal itu diungkap Dahlan melalui tulisan berjudul "Tidak Menentu", Disway edisi Jumat (18/8).

BACA JUGA: Jokowi Dukung Prabowo? Pengusaha Tionghoa Pendukung Ganjar Bingung

Melalui tulisan itu, Dahlan awalnya mengungkap kegalauan teman-temannya yang pengusaha Tionghoa soal situasi politik terkini. Terutama, tentang siapa kandidat Capres 2024 yang didukung Presiden Jokowi.

"Begitu banyak teman saya yang kini bingung. Mereka pengusaha Tionghoa. Besar-besar. Dahulu rebutan paling dulu mendukung Ganjar Pranowo.

BACA JUGA: Soroti Pidato Jokowi soal International Trust, Prof Zainuddin Maliki: Jangan Sia-siakan

Konon, dukungan itu antara lain karena mereka melihat Jokowi berada di belakang gubernur Jawa Tengah (Jateng) tersebut.

Para pengusaha itu bahkan ikut tegang ketika Megawati tidak segera merespons isyarat dari Jokowi itu, apalagi, saat PDI Perjuangan sempat menilai Ganjar sudah berubah dari banteng menjadi celeng.

BACA JUGA: Sahabat Ganjar Menyayangkan Penggunaan Museum Proklamasi untuk Deklarasi Capres

"Akan tetapi, berkat dukungan Jokowi, nama Ganjar terus melejit. Tidak terbendung. Pun sampai ada gerakan "celeng degleng"," lanjut Dahlan dalam tulisan tersebut.

Namun, setelah Ganjar akhirnya benar-benar ditunjuk resmi sebagai capres dari PDI Perjuangan, justru muncul isyarat lain dari Presiden Jokowi sendiri.

"Jokowi terlihat tidak jadi mendukung Ganjar. Dukungan seperti dialihkan ke Prabowo Subianto. Kian lama isyarat itu kian kuat: 'Pak Lurah' mendukung Prabowo," tulisan Dahlan.

Maka, menurut Dahlan, banyak temannya yang telanjur mendukung Ganjar itu bertanya mereka harus bagaimana? Apakah harus ikut banting setir?

"Mereka sudah telanjur diketahui sebagai pendukung Ganjar. Bahkan, ikut memengaruhi yang lain untuk memihak Ganjar," tulisan Dahlan.

Dahlan pun menyarankan kepada teman-temannya itu untuk menunggu dua bulan lagi saat pendaftaran capres-cawapres.

"Untuk sekarang, tiarap saja dulu. Mungkin dua bulan lagi sudah lebih jelas," bunyi tulisan Dahlan.

Menurut mantan dirut PLN itu, para pengusaha tersebut cinta mati kepada Jokowi.

Di antara mereka bahkan ada yang bertanya, mungkinkah dua bulan lagi Pak Jokowi balik mendukung Ganjar Pranowo lagi?

Dahlan mengaku bukan peramal. Namun, politik memberi pelajaran bahwa tidak ada yang tak mungkin.

"Yang jelas, kalau Pak Jokowi tidak balik lagi ke Ganjar, maka inilah konflik terselubung paling terbuka dalam sejarah politik Indonesia modern," begitu kata Dahlan kepada temannya itu.

Penasaran dengan Ekspresi Megawati

Dalam tulisan itu, Dahlan juga mengaku ingin melihat wajah Megawati saat sidang tahunan MPR Rabu lalu. Terutama, melihat ekspresi Presiden kelima RI tersebut.

Menurut Dahlan, dia ingin melihat ekspresi Megawati ketika Jokowi "mengklarifikasi bahwa dia bukanlah orang yang bisa mengatur-atur capres dan cawapres.

Jokowi juga menyampaikan dia bukan seorang ketua umum partai, apalagi ketua koalisi parpol yang berhak mengatur adalah mereka.

"Sayang, saat bagian itu diucapkan, tidak ada kamera televisi yang menyorot ekspresi Megawati. Tertawakah Mega? Hanya senyum? Atau mencep –seperti sering dia lakukan setiap kali meremehkan sesuatu?" tulisan Dahlan.

Namun demikian, eks menteri BUMN itu menilai publik tidak perlu menganggap serius jika Presiden Jokowi dan Megawati tidak sejalan di Pilpres 2024.

"Kalaupun akhirnya Presiden Jokowi dan Megawati bersimpang jalan, tidak usah dianggap serius. Itu biasa saja," begitu tulisan Dahlan.

Pun Muhaimin Iskandar, bisa konflik dengan Gus Dur. Sesama PKB. Sesama NU. Sesama Jombang. Sesama keluarga Kiai Bisri Syansuri al-maghfur.

Dahlan menilai masih banyak yang akan terjadi dua bulan ke depan. Persyaratan umur capres-cawapres akan jelas, apakah tetap 40 tahun atau berubah 35 tahun.

Begitu pula soal siapa tokoh yang jadi cawapres pendamping Prabowo.

"Gibran atau Erick Thohir. Atau kelihatannya Gibran dulu, tetapi ujungnya Erick Thohir. Yang jelas, bukan Muhaimin," lanjutnya.(^/jpnn)

Artikel ini dikutip dari tulisan Dahlan Iskan berjudul: Tidak Menentu

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Lokasi Bu Mega Umumkan Ganjar Jadi Capres 2024, yang Menyaksikan Bukan Orang Sembarangan


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler