Kalbar Relatif Bersih dari Asap

Jumat, 19 September 2014 – 21:48 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Masalah kabut asap yang diduga berasal dari kebakaran hutan dan lahan kembali melanda sejumlah wilayah tanah air. Namun, Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Barat Brigjen Arief Sulistyanto menegaskan Kalbar relatif bersih dari asap yang diduga dari kebakaran hutan dan lahan.

"Memang Kalbar tidak cukup tinggi, kondisi udara di Kalbar relatif bersih," kata Kapolda di Bareskrim Mabes Polri, di Jakarta, Jumat (19/9).

BACA JUGA: Pimpinan MPR Anggap Jokowi Mulai Lepas dari Jati Diri

Enam Kapolda yang wilayahnya rawan kebakaran hutan dan lahan pada Jumat (19/9), berada di Jakarta untuk rapat bersama Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan.  Kapolda Kalbar yang berada di Jakarta juga untuk mengikuti rapat tersebut.

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan bahwa kemungkinan asap berasal dari kebakaran lahan dan hutan di wilayah Kalbar dan Kalimantan Selatan. “Riau sudah kita cek, tidak terlalu banyak. Kemungkinan dari Kalbar, Jambi, Kalsel, di sana yang banyak. Ini kita sedang cek,” kata Sutarman di Mabes Polri, Rabu (17/9).

BACA JUGA: Megawati Minta Jokowi Teruskan Blusukan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana terus melakukan operasi pemadaman titik api di Sumatera dan Kalimantan. Alhasil, operasi itu diklaim telah mengurangi jumlah hotspot dibandingkan dengan sebelumnya.

Berdasarkan pantauan satelit NOAA-18 pada Kamis (18/9) pukul 19.00 WIB sebaran hotspot terdapat di Sultra 43, Sulteng 19, Kaltim 17, Kalteng 15, Sulsel 11, Sumsel 8, Sulut 7, Kalbar 7, Gorontalo 6, Kaltara 5, Sumut 3, Jambi 2,  Lampung 2, Kalsel 2, dan Riau 1.

BACA JUGA: Voting Tertutup Pemilihan BPK Dipertanyakan

Sedangkan pantauan dengan satelit Modis yang memiliki resolusi lebih detil pada Jumat (19/9) pukul 11.45 WIB, hotspot tersebar di Kalbar 30, Kalsel 35, Kalteng 194, dan Kaltim 170. Hotspot di Sumatera tidak ada data karena tidak terlintasi oleh satelit Modis.

“Sebaran asap juga berkurang dibandingkan dengan seminggu terakhir,” kata Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (19/9).

Sutopo mengatakan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan maka BNPB dan Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi melakukan hujan buatan (modifikasi cuaca) dengan satu pesawat Hercules TNI AU di Kalimantan Tengah sejak Kamis (18/9).

Kepala BNPB Syamsul Maarif, telah meminta jajaran BNPB untuk menambah pesawat untuk hujan buatan dan pemboman air. “Apalagi ancaman bencana asap akan makin meningkat hingga Oktober nanti,” kata Sutopo.

Semua potensi nasional diharapkan bisa berkolaborasi membantu pemda mengatasi kebakaran hutan lahan di Sumatera dan Kalimantan. TNI, Polri, Manggala Agni, Brigade Kebakaran Lahan dan Kebun Kementan, Kemenkes dan lainnya meningkatkan perannya mengatasi karlahut.

Sutopo menyatakan BNPB akan menambah armada pemboman air yaitu 1 unit helicopter Kamov, 2 unit Sikorsky, 1 unit MI-18, dan pesawat bomber. “Saat ini 9 helicopter telah disebar ke Riau, Sumsel, Kalbar, dan Kalteng. Bahkan di Riau operasi hujan buatan dan pemboman air dilakukan sejak April hingga saat ini,” papar Sutopo. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Bakal Tagih Janji Jokowi Sikat Korupsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler