Kalbis Institute Menggelar Festival Budaya Secara Daring, Seru

Jumat, 11 Juni 2021 – 13:44 WIB
Kalbis Institute menggelar Festival Budaya. Foto: Humas Kalbis Institute

jpnn.com, JAKARTA - Kalbis Institute menggelar Festival Budaya mengambil tema ‘Satu Nusa Satu Bangsa’ pada Rabu, 9 Juni 2021.

Festival Budaya yang digelar secara daring tersebut merupakan rangkaian akhir dari mata kuliah Komunikasi Antar-Budaya, salah satu mata kuliah di Program Studi Ilmu Komunikasi Kalbis Institute.

BACA JUGA: Kalbis Institute Gelar Webinar Bertema Pemulihan Ekonomi, Mendukung Work From Bali

“Jadi event ini digelar sebagai penilaian akhir (Ujian Akhir Semester) untuk mata kuliah Komunikasi Antar-Budaya. Melalui event ini mahasiswa belajar beragam budaya dan belajar menghargai perbedaan. Sehingga mereka memiliki rasa toleransi yang tinggi,” ujar Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Kalbis Institute, Altobeli Lobodally, S.Sos, M.I.Kom, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/6).

Festival Budaya Kalbis Institute rencananya akan digelar setiap tahunnya sebagai proyek akhir mata kuliah Komunikasi Antar-Budaya.

BACA JUGA: KALBIS Institute dan PT LRT Jakarta Berkolaborasi soal Dosen Tamu, Magang, Beasiswa

“Kami ingin menunjukkan keragaman Budaya kita. Budaya Indonesia. Sehingga mahasiswa bangga dengan budayanya sendiri dan menjadikannya sebagai identitasnya di mana pun mereka berada,” ujar pengampu mata kuliah Komunikasi Antar-Budaya Kalbis Institute Heppy N Y Haloho, S.Sos, M.A.

Satya Candrasari, S.Sos, M.IKom yang juga pengampu mata kuliah Komunikasi Antar-Budaya, menjelaskan, Kalbis Institute Culture Festival dimulai dengan tampilan pulau-pulau di Indonesia.

BACA JUGA: Formasi PPPK 2021, Guru Honorer Membayangkan Seleksi Kedua dan Ketiga, Berat, Takut

Pada bagian setiap pulau kemudian tampak sejumlah mahasiswa yang menunjukkan kain dan pakaian khas daerah yang mewakili setiap pulau tersebut.

Pulau terakhir yang muncul adalah Pulau Bali. Kemunculan Pulau Dewata tersebut menjadi penanda munculnya tari Arsa Wijaya dari Bali yang ditarikan salah seorang Dosen Ilmu Komunikasi Kalbis Institute, Agustrijanto, S.H., M.IKom.

Gelaran Budaya tersebut kemudian juga diisi dengan penampilan dari sejumlah mahasiswa Kalbis Institute yang menyanyikan lagu-lagu daerah seperti Sajojo, Rasa Sayang Sayange dan Ayo Mama.

Pada saat lagu tersebut dinyanyikan juga muncul visualisasi dari sejumlah mahasiswa yang menarikan lagu tersebut.

Gelaran Budaya tersebut juga dimeriahkan tarian tradisional dari Unit Kegiatan Mahasiswa yang menarikan Genjring Party dari Jawa Barat.

Acara ini juga menampilkan talk show dari dua orang penggiat Budaya. Dr. Ade Turistiati, seorang penulis buku-buku budaya dan Agil yang merupakan traveler.

Keduanya sepakat bahwa toleransi akan memudahkan seseorang untuk tetap dengan identitas dirinya. Namun dapat menerima kebudayaan lain di mana pun dirinya berada.

Festival Budaya yang digelar Kalbis Institute ini juga menggandeng AMIKOM Purwokerto dan juga University Kelantan Malaysia. AMIKOM Purwokerto sendiri juga menyuguhkan lagu Ilir-Ilir yang berasal dari Jawa Tengah.

“Wah, lega banget akhirnya selesai juga. Padahal tantangannya cukup berat ya membuat event ketika pandemi seperti ini. Tapi kami jadi belajar banyak hal. Tidak hanya mengimplementasikan materi-materi di kelas saja. Namun kami belajar koordinasi. Padahal waktu persiapannya hanya sekitar dua bulan,” ujar Koordinator Kalbis Institute Culture Festival, Muhammad Farhan, diamini rekannya, Kafas. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler