Kali Meluap, 1.272 Rumah di 13 Desa Kebanjiran

Kamis, 02 Mei 2019 – 14:13 WIB
Banjir luapan sungai. Foto: JPG/Pojokpitu

jpnn.com, GRESIK - Banjir luapan Kali Lamong dengan cepat meluas. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gresik mencatat 13 desa terdampak banjir kemarin (1/5).

Akibatnya, 1.272 rumah warga disapu air bah. Tinggi air bervariasi, mulai 30 sentimeter sampai 1 meter.

BACA JUGA: Banjir di Mana-mana, Waspada Leptospirosis!

"Ini banjir kiriman dari hulu," kata Kepala BPBD Gresik Tarso di lokasi banjir Desa Munggugianti, Benjeng.

BACA JUGA : Namanya Juga Cinta, Tetap Gelar Resepsi di Tengah Banjir

BACA JUGA: Diterjang Banjir dan Longsor, Jalur Bengkulu – Sumbar Putus Total

Menurut dia, debit air luapan Kali Lamong sempat surut Selasa sore (30/4). Namun, kemarin pagi air kembali tumpah ke daratan.

Dari wilayah Mojokerto, air mengalir ke wilayah Kabupaten Gresik. Yang terdampak kali pertama adalah Desa Ngampel, Balongpanggang. Itu terjadi sekitar pukul 06.30.

BACA JUGA: Banjir dan Longsor, Gempa juga Sempat Terjadi di Bengkulu

BACA JUGA : Banjir di Mana-mana, Waspada Leptospirosis!

Kian lama air berjalan ke hilir. Yang terdampak berikutnya adalah Desa Wotansari. Kondisinya parah.

Jalan lingkungan putus total. Genangan air setinggi 30-70 sentimeter merendam jalan desa sampai sepanjang 2,5 kilometer.

Bahkan, 137 rumah warga tergenang air bah. ''Bisa dikatakan ini banjir terbesar 2019," ujar Camat Balongpanggang Yusuf Anshori.

BACA JUGA : Diterjang Banjir dan Longsor, Jalur Bengkulu – Sumbar Putus Total

Banjir terus mengalir ke Balongpanggang. Yaitu, Desa Banjaragung, Pucung, Karangsemanding, Sekarputih, dan Dapet.

Yang paling parah adalah Dusun Tamping, Desa Pucung. Di sana, air sungai merendam 150 rumah warga.

Selain itu, jalan poros desa dan jalan lingkungan putus total. Air menggenangi jalan sampai 1,5 kilometer.

Kondisi parah juga terlihat di beberapa titik di Kecamatan Benjeng. Misalnya, Desa Sedapurklagen dan Deliksumber.

Dua desa itu memang berdekatan dengan bibir Kali Lamong. Jalan-jalan desa tidak ubahnya aliran sungai. Tinggi air rata-rata mencapai pinggang orang dewasa.

Dusun Delik Wetan, Desa Deliksumber, misalnya. Seluruh jalan lingkungan terendam air hingga mencapai pinggang dan dada orang dewasa. Bahkan, kemarin siang air menggenangi puluhan rumah warga.

Desa Munggugianti juga demikian. Air masuk ke wilayah tersebut sekitar pukul 14.30. Debit air makin tinggi.

Pukul 15.00, misalnya, aliran air belum menggenangi seluruh jalan lingkungan. Namun, 30 menit kemudian, seluruh jalan lingkungan tertutup banjir.

Bahkan, air mengalir cukup deras dan tampak keruh. Tingginya rata-rata sepinggang orang dewasa.

''Banjir ini mungkin belum surut sampai besok (hari ini, Red). Aliran airnya deras dan keruh," kata Juwito, seorang warga.

Kasi Pemerintahan Desa Munggugianti itu menganggap banjir kemarin sore terbesar selama 2019.

Sebelumnya, air tidak sampai masuk pekarangan warga. Air hanya menggenangi jalan lingkungan. Namun, kemarin sore, dia memastikan 470 rumah warga di wilayahnya sudah terdampak banjir.

Banjir juga memutus akses Jalan Benjeng-Balongpanggang. Arusnya cukup deras.

Tidak sedikit pengendara yang balik kanan karena khawatir motornya mogok. Namun, banyak juga yang tetap nekat melewati akses itu.

Kepala BPBD Gresik Tarso menyatakan, selama intensitas hujan masih tinggi, banjir terus mengancam. Apalagi, hujan deras masih terjadi di wilayah hulu Mojokerto. Warga diminta tetap waspada.

''Mei seharusnya mulai masuk kemarau. Tapi, hujan masih mengguyur. Ini anomali cuaca," jelas Tarso. (mar/c7/roz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lima Kabupaten-Kota di Bengkulu Terendam Banjir


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler