Kali Meluap, Warga Nyerah Berangkat Kerja

Senin, 13 Januari 2014 – 11:42 WIB
Korban banjir yang terjebak di dalam rumah, daerah Kampung Melayu kebanyakan kaum ibu dan anak-anak. sebagian dari mereka baru bisa keluar, Senin (13/1). Foto: M Fathra/JPNN.com

jpnn.com - BEKASI - Sejumlah jalan di wilayah Jabodetabek terendam banjir sejak Minggu (12/1). Situasi ini membuat warga, utamanya yang berada di pinggiran kota Jakarta, kesulitan beraktivitas karena akses jalan putus.

Salah satunya terjadi di kawasan Pondok Gede, Bekasi hari ini, Senin (13/1). Akibat meluapnya Kali Molek, Jalan Raya Pondok Gede yang merupakan salah satu akses utama menuju Jakarta tidak bisa dilewati.

BACA JUGA: Tim SAR dan Gegana Polri Evakuasi Warga Karet Tengsin

Pantauan JPNN di lapangan, meluapnya permukaan kali yang terletak tepat di perbatasan Jakarta-Bekasi itu mengakibatkan genangan sekitar 80 cm. Tidak ada kendaraan bermotor yang nekat untuk melewatinya.

Kondisi ini juga mengakibatkan kemacetan yang sangat parah. Di Jalan Raya Hankam arah Pondok Gede Plaza, antrian kendaraan sampai lebih dari 2 km.

BACA JUGA: Pengungsi: Saya hanya Bawa Baju di Badan

Sebagian besar pengendara akhirnya memutar balik. Mereka memilih lewat Jatiwaringin, ada juga yang lewat jalur Setu, Cilangkap. Namun, tak sedikit pula warga yang menyerah dan memilih untuk pulang.

"Nyerah saya, pulang aja Mas nggak bisa lewat begini. Besok aja kerjanya," kata seorang pengendara motor dengan nada kesal kepada JPNN.

BACA JUGA: Warga Nilai Jokowi Telat Antisipasi

Warga yang tidak membawa kendaraan pribadi juga ikut dipusingkan. Pasalnya, tidak ada mikrolet yang mau membawa mereka. Apalagi, mereka juga tidak bisa melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki akibat hujan yang tidak henti-hentinya turun.

Situasi ini pun dimanfaatkan para tukang ojek yang langsung menaikan tarifnya hingga dua sampai tiga kali lipat. Jamal, seorang tukang ojek yang menawarkan jasanya kepada JPNN, memasang tarif Rp 35 ribu untuk rute dari Pondok Gede Plaza ke daerah Kalimalang, Jakarta Timur. Padahal dalam kondisi normal, tarifnya hanya Rp10-15 ribu.

"Nggak bisa kurang, dimana-mana macet banjir begini. Mau nggak?," kata Jamal ketus. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Daan Mogot Parah, Karyawan Telat Ngantor


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler