jpnn.com, BANDUNG - Influencer yang juga penulis, Kalis Mardiah mengungkapkan modus baru kejahatan seksual berbasis gender online yang muncul di media sosial menggunakan teknologi artificial intelligence (AI).
Menurut Kalis Mardiah, hal itu terjadi seiring perkembangan teknologi yang makin masif di Indonesia.
BACA JUGA: Orang Muda Ganjar Gelar Kajian dan Ajak Milenial Lebih Peduli Kejahatan Seksual
"Kekerasan berbasis gender online selalu mengikuti bentuk-bentuk teknologi yang ada," kata Kalis, dalam sebuah acara di Kota Bandung, Minggu (28/7) malam.
Dahulu modus kejahatan berbasis gender online dilakukan melalui pesan singkat sms, whatsapp, telegram, media sosial, aplikasi kencan, hingga gim online.
BACA JUGA: Mensos Risma Memohon ke Presiden Jokowi Agar Pelaku Kejahatan Seksual Tak Diberi Remisi
Kini, kata Kalis Mardia, kejahatan seksual terbaru dilakukan dengan modus menggunakan teknologi AI.
"Sekarang dengan AI butuh waktu cuma beberapa menit dan semua orang bisa jadi korban," ucap dia.
BACA JUGA: Yenti Garnasih: Ini Bentuk Keprihatinan Kepada Korban Kejahatan Seksual
Dia mencontohkan temuan di media sosial X (dulu Twitter) terdapat akun yang mengganti tubuh artis dengan tanpa busana. Kejahatan seperti itu pun bisa menimpa semua orang.
"Sekarang semua orang tiap dari kita, gak hanya seleb juga bisa (jadi korban) karena teknologi yang memungkinkan," ungkap Kalis Mardiah.
Menurutnya, kejahatan tersebut bisa dipicu karena profit atau keuntungan, merusak reputasi orang, bahkan pemerasan.
Dia menyebut temuan-temuan kejahatan yang ada di media sosial sangat mengagetkan dan banyak dengan modus baru.
Penulis asal Kota Yogyakarta itu menuturkan, cara mengantisipasi kejahatan tersebut harus melibatkan semua pihak mulai dari lingkungan keluarga, pendidikan, dan pemerintah. Isu kejahatan kekerasan seksual tidak sederhana dan sama beratnya seperti korupsi.
Project Manager Kawanpuan Kitabisa Intan Khasanah menyebut banyak organisasi di Kota Bandung yang peduli terhadap permasalahan kejahatan kekerasan seksual. Selain itu, banyak relawan yang ikut terlibat dalam program kawanpuan. (mcr27/jpnn)
Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina