Kami Semua Berdoa, Tak Ada Lagi Tragedi Susur Sungai SMPN 1 Turi Sleman

Jumat, 28 Februari 2020 – 21:50 WIB
Doa bersama dan tabur bunga tujuh hari tragedi susur Sungai Sempor, Donokerto, Turi, Sleman, kemarin (27/2). Foto: ELANG KHARISMA/RADAR JOGJA

jpnn.com, SLEMAN - Memperingati tujuh hari meninggalnya 10 siswi SMPN 1 Turi, Sleman, Laskar Hubul Wathon mengadakan doa bersama dan tabur bunga di Sungai Sempor, Donokerto, Turi, kemarin (27/2).

Tragedi susur Sungai Sempor pada Jumat (21/2) lalu masih menyimpan duka mendalam bagi masyarakat Yogyakarta, khususnya warga Turi.

BACA JUGA: 2 Siswa SMPN 1 Turi Sleman Ditemukan, Total 10 Meninggal, Operasi SAR Ditutup

“Doa bersama ini sebagai bentuk rasa bela sungkawa kami kepada keluarga korban yang meninggal,” tutur Ketua Umum Laskar Hubul Wathon Sleman Andi prasetyo wibowo saat ditemui Radar Jogja di sela doa bersama dan tabur bunga.

Disertai rintik hujan, ratusan orang berkumpul di pinggir Sungai Sempor untuk mendoakan para arwah siswa yang meninggal. Di antara yang hadir, juga ada dari keluarga korban meninggal. Diawali dengan membaca doa, lalu dilanjutkan dengan tabur bunga.

BACA JUGA: Sely dan Saskia Melihat Teman-temannya Pingsan dan Hanyut, Semua Hanya Menangis

Andi mengatakan, kegiatan ini diikuti sekitar 100 anggota Laskar Hubul Wathon dan warga sekitar Dusun Dukuh, Donokerto, Turi. Mereka terlihat khusyuk mengikuti gelaran doa bersama.

Ia berharap dengan adanya acara tabur bunga dan doa bersama, para arwah dapat diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga diberi ketabahan dan kekuatan. “Semoga para korban diberikan tempat yang paling indah di sana,” tutur Andi.

BACA JUGA: Cerita Mahasiswi Unpad yang Lolos dari Percobaan Pemerkosaan

Selain kegiatan yang dilakukan anggota laskar ini, warga Dukuh juga menggelar doa bersama. Doa dilakukan karena warga Dukuh ingin menghormati keluarga korban.

“Walaupun tidak ada hubungan keluarga atau kerabat, kami ingin mendoakan semoga arwah yang telah mendahului itu diterima di sisi-Nya,” tutur Kepala Dusun Dukuh Tartono.

Yang datang tidak hanya warga Dukuh saja, tetapi juga warga dari dusun lain. Ini karena kegiatan itu sudah banyak yang mendengar. Sekitar 800 orang berkumpul dan doa bersama di kampung Dukuh. “Ada juga dari kampung-kampung sebelah dan para simpatisan,” ujarnya.

Ia berharap ke depan tidak ada lagi kejadian serupa yang menewaskan banyak orang. Meskipun begitu, ia juga berharap kegiatan susur sungai tetap ada, namun dengan pengawasan dan melihat cuaca.

“Kalau ada outbond ke depannya bisa berjalan dengan baik dan tidak ada halangan seperti kemarin,” harapnya. (cr1/laz/radarjogja)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler