Kampanye Jahat Perusahaan Susu Menjauhkan Bayi dari ASI

Rabu, 28 Februari 2018 – 18:09 WIB
Nenek menyiapkan susu formula untuk cucunya di salah satu pemukiman kumuh Manila. Foto: Hanna Adcock/Save the Children

jpnn.com, MANILA - Di Filipina, kampanye pemberian ASI eksklusif sama gencarnya dengan upaya penggunaan susu formula alias sufor. Penyelidikan Save the Children bersama The Guardian di Filipina, terungkap bahwa perusahaan-perusahaan besar seperti Nestlé, Abbott, Mead Johnson, dan Wyeth kerap menggunakan metode yang agresif dan ilegal.

Perwakilan mereka secara berkala datang ke berbagai rumah sakit di negara yang dipimpin oleh Presiden Rodrigo Duterte tersebut. Mereka menemui para dokter, bidan, dan pekerja kesehatan lainnya. Tujuannya, produknya dipromosikan kepada para ibu yang baru memiliki anak.

BACA JUGA: Mulut Duterte Kotor Banget, Lecehkan Perempuan Seenaknya

Imbalannya tak main-main. Mulai membiayai biaya perjalanan ke berbagai konferensi bersama dengan keluarga, membayari makan, tiket pertunjukan dan bioskop, hingga uang untuk membeli chip di arena judi. Hal itu tentu saja melanggar aturan perundang-undangan di Filipina.

”Perusahaan-perusahaan sufor kini melakukan pendekatan secara diam-diam,” terang Dr Armando Parawan kepada The Guardian.

BACA JUGA: Abu Sayyaf Akhirnya Bebaskan Dua Nelayan Indonesia

Selama 20 tahun ini dia bekerja sama dengan Save the Children untuk mengedukasi penduduk Filipina agar menyusui bayinya.

Usaha itu tak terlalu berjalan mulus. Hingga saat ini hanya 34 persen ibu di Filipina yang memberikan ASI eksklusif kepada bayinya pada enam bulan pertama.

BACA JUGA: Filipina Kapok Mengirim Tenaga Kerja ke Kuwait

Perusahaan sufor kerap menyasar masyarakat berpenghasilan rendah. Iklan di televisi yang menyebut bahwa anak yang mengonsumsi sufor bakal lebih tinggi IQ-nya dan sukses dalam hidup juga gencar ditayangkan di televisi.

Itu membuat ibu-ibu kalangan menengah ke bawah tergiur. Mereka kerap mengorbankan sebagian besar penghasilannya demi membeli sufor. Mereka bahkan rela tidak makan demi bisa membeli susu bagi anak-anaknya.

”Nestogen mahal. Jadi, saya tidak bisa selalu memberikannya kepada bayi saya ketika dia lapar. Saya hanya memberikannya separo botol, empat kali sehari,” ujar Jessica Icawat, warga Malabon, yang memberikan sufor produksi Nestle itu kepada putrinya, Trista.

Icawat maupun Trista tampak kurus dan kurang makan. Mereka tinggal di permukiman kumuh, tidak memiliki listrik, maupun air keran. Karena itu, sulit baginya mensterilkan botol susu.

WHO secara eksplisit melarang perusahaan sufor menyasar para ibu dan pekerja kesehatan.

Secara terpisah, seluruh perusahaan yang dikonfirmasi oleh The Guardian menampik telah melakukan hal yang salah.

Nestle menyatakan bahwa mereka akan menyelidiki hal tersebut dan segera mengambil tindakan jika memang ditemukan pelanggaran. (sha/c6/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Filipina Dilanda Bencana Bertubi-tubi Jelang Natal


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler