jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) menyatakan siap berkolaborasi dengan kampus asing.
Hal ini menyusul dengan adanya kebijakan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) yang memperbolehkan perguruan tinggi asing beroperasi di Indonesia.
BACA JUGA: Tahap Awal 5 Kampus Asing, Hanya di Jakarta
Menurut Rektor Universitas Tarumanegara (Untar) Prof Dr Agustinus Purna Irawan, masuknya kampus asing bisa sebagai ancaman tapi juga tantangan dan peluang.
Ancamannya, kampus asing yang masuk pasti membawa bendera berkualifikasi baik sehingga menjadi daya tarik bagi calon mahasiswa.
BACA JUGA: PT Asing Masuk Indonesia, Ketua DPR Kritik Menristekdikti
Peluangnya, PTS bisa tahu metode pembelajaran perguruan tinggi asing (PTA) sehingga bisa ditiru. PTS juga lebih tertantang untuk meningkatkan kualitas pendidikannya.
"Intinya PTS tidak usah takut dengan hadirnya PTA. Kalau punya kekhasan pasti tetap dilirik calon mahasiswa kok. Kami tetap optimistis tetap dilirik masyarakat karena dari luar negeri saja tertarik kuliah di sini," terang Prof Agustinus saat melepas 20 mahasiswa Untar untuk belajar di Kun Shan University Taiwan, Rabu (31/1).
BACA JUGA: Kampus Asing Sudah Antre Masuk Indonesia
Dia menambahkan, sampai saat ini ada 20-an PTA yang sudah menandatangani kerja sama dengan Untar.
Bahkan di 2018, pihaknya telah mendeklarasikan untuk go international. Untuk mendukung itu, universitas menambah mata kuliah Bahasa Inggris.
Sementara Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) Prof Suyatno mengatakan, era keterbukaan di sektor pendidikan tidak bisa dibendung.
Ini sebuah keniscayaan, bahwa pendidikan di era sekarang tidak ada batasnya satu negara dengan lainnya.
"Walaupun teman-teman perguruan tinggi merasa kondisi di dalam masih sulit, harus menerima ini. Kalau tidak terbuka, bisa diprotes masyarakat internasional karena sudah ratifikasi," ujar Suyatno yang juga ketua Forum Rektor Indonesia (FRI). (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kampus Asing Buka Cabang di Indonesia, PTS Terancam Mati
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad