Kamrussamad Harap Tim Ekonomi Jokowi Bisa Realisasikan Target 2021

Minggu, 16 Agustus 2020 – 22:28 WIB
Anggota Komisi Keuangan & Ekonomi DPR RI Kamrussamad saat mengikuti pidato presiden di sidang tahunan MPR RI secara virtual. Foto: dok pribadi for jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah terlihat optimistis mengakselarasi pertumbuhan ekonomi tahun 2021, dengan target pertumbuhan sebesar 4,5 - 5,5 persen.

Target tersebut disampaikan Presiden Jokowi dalam Pidato Kenegaraan Pengantar Nota Keuangan dan RUU APBN 2021 di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta pagi tadi, Jumat (14/8/2020).

BACA JUGA: Kamrussamad Kritik Pilihan Skenario Pemulihan Ekonomi Oleh Pemerintah

Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat, Kamrussamad mengatakan target tadi menunjukkan optimisme yang besar akan kebangkitan ekonomi Indonesia.

Kendati demikian, Kamrussamad mempertanyakan kemampuan tim ekonomi pemerintah dalam mewujudkan target yang disampaikan presiden.

BACA JUGA: Target Pertumbuhan Ekonomi 4,5 Persen Jadi Pecutan Bagi Para Menteri

"Kita tidak meragukan tim ekonomi Pemerintah, tetapi kenyataan kinerja semester I-2020 terlihat rendahnya penyerapan anggaran," paparnya dalam keterangan tertulis, Minggu.

"Kemudian adanya sentralisasi data penerima bansos yang belum ter-update, masih belum bergeraknya sektor riil, semakin rendahnya daya beli yang semua berujung pada peningkatan pengangguran, dan kemiskinan hingga terganggunya demand site dan supply site."

BACA JUGA: Jokowi Pengin Postur APBN 2021 Tahan Dampak Pandemi Global

Lebih jauh dikatakan, koordinasi antarkementerian atau lembaga dan pemda, dinilainya belum satu langkah dalam mengimplementasikan kebijakan penanganan Covid-19 serta dampak yang ditimbulkan.

“Jika kita melihat berbagai pendapat pakar ekonomi yang mengatakan sebenarnya Indonesia sudah masuk resesi pada kuartal II-2020, karena pertumbuhan ekonomi sudah negatif selama dua kuartal berturut-turut, dihitung berdasarkan Quarter-on-Quarter-Seasonally Adjusted (QoQ-SA)."

"Yaitu, kuartal saat ini dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, setelah dikoreksi faktor musiman,” urainya.

Kamrussamad mengatakan, pertumbuhan kuartal I-2020 jika berbanding dengan kuartal IV-2019 menunjukkan minus 0,7 persen.

Sedangkan pertumbuhan kuartal II-2020 dibanding kuartal I-2020 mengalami minus 6,9 persen.

“Perhitungan untuk menentukan resesi seperti ini, QoQ-SA, berlaku universal secara internasional,” ungkapnya.

Kendati begitu menurutnya, pemerintah mengatakan Indonesia masih belum resesi. Karena pemerintah menggunakan definisi resesi sendiri, yaitu pertumbuhan kuartal saat ini dibandingkan kuartal sama tahun lalu (YoY).

Berdasarkan perhitungan itu maka pertumbuhan kuartal I-2020 terhadap kuartal IV-2019 positif 2,97 persen, dan pertumbuhan kuartal II-2020 terhadap kuartal II-2019 minus 5,32 persen.

Oleh karena itu, pemerintah mengatakan masih belum resesi karena baru satu kuartal negatif.

Dikatakan Kamrussamad, pemerintah sepertinya tidak ingin ada stigma Indonesia masuk resesi.

Untuk itu, pemerintah berusaha meyakinkan publik kalau ekonomi pada kuartal III-2020 bisa lebih baik dari kuartal III-2019 (YoY).

Pemerintah bahkan berharap pertumbuhan kuartal III-2020 bisa positif, sehingga dapat terhindar dari kata resesi yang nampaknya menjadi momok.

"Maka seharusnya APBN 2021 tema yang tepat adalah Penyelamatan Ekonomi Nasional,” tandas Anggota Komisi Keuangan & Ekonomi DPR RI tersebut. (rdo/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler