Kamrussamad: Pemerintah Jangan Menciptakan Ketakutan tentang Resesi Ekonomi

Jumat, 14 Oktober 2022 – 07:01 WIB
Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad. Foto: Dokumen MCKS.

jpnn.com - Anggota Komisi XI DPR Fraksi Partai Gerindra Kamrussamad meminta pemerintah jangan menciptakan ketakutan tentang resesi ekonomi

“Jadi, waspada boleh, tetapi tidak perlu diliputi ketakutan,” kata Kamrussamad, Kamis (13/10). 

BACA JUGA: Luhut Binsar Sebut Pemerintah Mempersiapkan Skenario Terburuk Terkait Resesi Global

Dia mengatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani pascabertemu dengan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva melaporkan kepada Presiden Jokowi  bahwa sudah ada 28 negara yang antre masuk di IMF, akibat kondisi resesi. 

IMF juga menyatakan bahwa sudah 66 negara berada pada posisi yang rentan untuk kolaps. Ini disebabkan karena sepertiga ekonomi dunia telah mengalami resesi atau pertumbuhan negatif selama dua kuartal berturut-turut.

BACA JUGA: Presiden Mewanti-wanti soal Krisis Finansial Global, Resesi Ekonomi di Depan Mata?

Kamrussamad mengataan bahwa hal tersebut perlu disikapi secara proporsional. 

“Kita perlu waspada, tetapi tidak perlu terlalu insecure dan diliputi ketakutan yang berlebihan,” ungkapnya. 

BACA JUGA: SBY Ungkap Kabar Buruk soal Resesi Ekonomi dan Imbas Perang Ukraina

Dia mengatakan bahwa saat ini ekonomi global memang bergejolak dan telah memangkas  pertumbuhan ekonomi dunia dari 2,9 persen menjadi 2,7 persen. 

Namun, kata Kamrussamad, jangan sampai laporan dari Menkeu Sri Mulyani itu membuat market menjadi takut. 

“Artikulasi kepada publik di tengah situasi saat ini, harus optimistis. Ekonomi kita cukup memiliki resliensi yang baik. Mulai dari era Orba sampai dengan Reformasi,” kata dia. 

Kamrussamad mengatakan saat ini, optimisme tersebut dapat terlihat dari pemulihan ekonomi di Kuartal II-2022 yang relatif merata setelah kebijakan pelonggaran mobilitas dan turunnya kasus Covid-19. 

Dia pun menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi juga positif. 

“Kita mampu tumbuh di 5,44 persen secara year on year (yoy). Ini jauh lebih baik dari perkiraan pasar yang saat itu hanya mematok pertumbuhan 5,2 persen yoy,” kata Kamrussamad. 

Dari aspek inflasi, kata dia, di September berada di level 1,17 persen secara month on month (mom) atau sebesar 5,95 persen secara yoy. 

Menurut dia, hal ini karena kenaikan harga energi. “Akan, inflasi secara year to date (ytd) relatif rendah dibandingkan negara-negara lain, yaitu 4,84 persen,” pungkas Kamrussamad. (boy/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler