jpnn.com, JAKARTA - Rokok elektrik berdampak buruk bagi kesehatan karena mengandung zat karsinogen dan racun yang bisa menyebabkan berbagai penyakit.
Menurut berbagai penelitian, jenis penyakit yang bisa ditimbulkan rokok elektrik antara lain kanker, penyakit paru, gangguan kesehatan mulut, hingga tuberculosis.
BACA JUGA: Pak Muhadjir Effendy Setuju Pelarangan Rokok Elektrik
Mengutip data dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) di Jakarta, Jumat, rokok elektrik mengandung nikotin; karsinogen seperti propylene glycol, gliserol, dan formaldehid nitrosamin; bahan toksik seperti logam dan silikat; serta nanopartikel.
Rokok elektronik memiliki substansi yang bersifat karsinogenesis sehingga memiliki risiko perubahan sel dan mencetuskan timbulnya beberapa kanker tertentu seperti kanker paru, kanker mulut dan tenggorokan.
BACA JUGA: Pemerintah Diminta Segera Lakukan Kajian Ilmiah Tentang Rokok Elektrik
Rokok elektronik juga berpotensi menimbulkan gangguan pada pencernaan, sistem imun, dan timbulnya trombosis.
PDPI menyebut rokok elektrik berdampak pada sistem paru dan pernapasan, seperti peningkatan peradangan atau inflamasi, kerusakan epitel dan sel, menurunkan sistem imun lokal paru dan saluran napas, peningkatan hipersensitif saluran napas, risiko asma dan emfisema.
BACA JUGA: Ini Persamaan dan Perbedaan Rokok Elektrik dengan Produk Tembakau yang Dipanaskan
Bahan beracun pada rokok elektrik seperti logam (heavy metals), silikat, nanopartikel dan particulate matter merangsang iritasi dan peradangan serta menimbulkan kerusakan sel.
Menurut Ketua PDPI dr Agus Dwi Susanto Sp.P(K), beberapa penelitian menunjukkan bahwa rokok elektrik membuat iritasi saluran napas, meningkatkan gejala pernapasan, risiko bronkitis, asma, dan infeksi paru.
Data dari Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) menyebutkan bahwa dalam satu hirup rokok elektrik terdapat tujuh kali 1011 zat radikal yang bisa meningkatkan stres oksidatif dan memiliki efek pengubah status imun. Efek tersebut sama halnya dengan yang terdapat pada rokok konvensional.
Kandungan nikotin pada rokok elektronik dapat mengubah ekspresi beberapa gen yang dapat meningkatkan penempelan bakteri tuberkulosis. Kondisi tersebut meningkatkan risiko dua kali lipat terinfeksi TB dibandingkan bukan perokok.
Rokok elektronik juga menimbulkan kecanduan bagi penggunanya dikarenakan nikotin cair yang ada di dalamnya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo