jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil (Kang Emil) memberi saran penting bagi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menghadapi pelaksanaan Pemilu 2024.
Kang Emil menyarankan PPP inovatif dalam berkampanye seperti berkampanye sesuai kondisi zaman saat ini.
BACA JUGA: Hamdalah! Tinggal 5 Orang Pasien COVID-19 yang Dirawat di Daerah ini
Kang Emil menyatakan pandangannya saat menjadi narasumber Musyawarah Nasional Alim Ulama PPP yang digelar di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan, Semarang, Minggu (17/10).
"Cara menarik simpati masyarakat tak bisa lagi pakai cara konvensional. Saya itu mengamati dari dulu tahun 1955 sampai pemilu kemarin."
BACA JUGA: Polda Jabar Hanya Menahan 10 Orang dari 89 Karyawan Pinjol yang Diciduk di Yogyakarta
"Kenapa persentase partai Islam tak signifikan padahal umat Islam 90 persen tetapi ketika mencoblos enggak ke partai muslim," ujar Kang Emil dalam keterangan resminya.
Dia menuturkan berdasarkan pemahamannya, cara partai persuasif politik harus sesuai dengan zaman dan ada jarak generasi yang harus dipahami para kader partai.
BACA JUGA: Ini Sejumlah Kinerja Pemerintahan Jokowi yang Dirasakan Masyarakat Papua
"Saya juga masih mencari kenapa, apakah partai Islam kurang persuasif, saya hanya bisa menjawab yang saya pahami."
"Di dalam teori generasi saya pakai jam tangan, anak saya enggak punya jam tangan, itu contoh 'gap' generasi."
"Ini saya pelajari, ada 'gap' yang orang tua enggak paham dengan cara konstituen generasi sekarang," lanjut Kang Emil.
Menurut dia, masyarakat lebih melek teknologi dan mengkonsumsi segala macam informasi lewat internet termasuk sosial media.
"Jadi generasi Z ini tidak mengonsumsi PPP lewat baliho, tetapi lewat telepon genggam."
"Jadi, kalau kader PPP masih main baliho itu ketinggalan zaman dan baliho itu mahal."
"Kalau ingin PPP bangkit investasikan ke cara generasi baru. Ubah cara dakwah politiknya, jauhi cara konvensional," kata dia.
Kang Emil juga berpesan agar PPP berinvestasi pada individu terbaik jika ingin menjaga persaingan di kancah politik nasional.
"Partai Persatuan Pembangunan atau PPP harus berinvestasi pada individu terbaik yang paham zaman sudah berubah dan yang paham perubahan itu untuk kemaslahatan umat," tuturnya.
Kang Emil juga berharap PPP menjadi agen dalam menjaga kondusivitas demokrasi Tanah Air, karena masalah utama bangsa Indonesia saat ini adalah mudah bertengkar.
"Kalau diamati apa masalah Indonesia hari ini, adalah mudah bertengkar. Semua negara maju sudah selesai dengan pertengkarannya," kata dia.
Kang Emil lebih lanjut mengatakan partai yang pertama mendidik demokrasi kepada masyarakat.
Kedua, memberikan pelayanan kepada publik.
"Jangan baiknya lima tahun sekali. Ketiga, merebut kekuasaan, ini yang paling ramai. Mudah-mudahan tiga fungsi partai seimbang," pungkas Kang Emil.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang