Kangen Pemimpin Berkarakter Bung Karno dan Gus Dur

Minggu, 12 Januari 2014 – 16:19 WIB

jpnn.com - JAKARTA -- Peserta konvensi calon presiden yang digelar Partai Demokrat, Ali Masykur Musa menyatakan jika terpilih menjadi presiden akan membuat kebijakan yang dinamakan 'Pembangunan Indonesia'.

"Bukan pembangunan di Indonesia, tapi pembangunan Indonesia," kata Ali dalam diskusi 'Mencari Capres Alternatif yang Layak Memimpin RI 2014', yang digelar Lembaga Pemilih Indonesia pimpinan Boni Hargen, Minggu (10/1), di Jakarta.

BACA JUGA: Prabowo Utus Saraswati Djojohadikusumo Dampingi Wilfrida

Dia mengatakan, yang sekarang terjadi adalah Pembangunan di Indonesia.  Akibatnya, lanjut Ali, pembangunan tidak dapat dirasakan oleh masyarakat. "Satu kosakata itu maknanya sangat luar biasa," kata anggota Badan Pemeriksa Keuangan ini.

Ia menjelaskan, negeri ini tidak hanya membutuhkan presiden maupun ketua partai semata. Namun, kata Ali, yang dibutuhkan negeri ini adalah seorang leader.

BACA JUGA: Pengusaha Kakap Pengagum Gus Dur akan Bergabung ke PKB?

"Kita ingin Pembangunan Indonesia. Kita menghendaki sang leader. Kalau presiden bisa dicari, tapi leader akan selalu dikenang," kata Ali.

Ia pun memimpikan perpaduan karakter Presiden RI pertama Seokarno dan Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

BACA JUGA: Pelempar Telur Dibebaskan, Penyidik akan Temui Anas

Di mata Ali, Bung Karno dan Gus Dur, mewakili dua ciri besar seorang pemimpin. "Mereka adalah pemimpin, bukan hanya seorang presiden," tegasnya.

Ali mengatakan gabungan kepemimpinan seperti Bung Karno dan Gus Dur itulah yang sangat dibutuhkan untuk membangun negeri ini.

Menurut Ali, meskipun kedua pemimpin itu telah tiada namun mereka tetap dikenang hingga saat ini.

Ia menjelaskan Bung Karno mengabdikan seluruh hidupnya pada bangsa dan negara kendati perjuangannya kerab membuatnya harus dipenjara.

Namun, itu tak menyurutkan langkah Bung Karno memperjuangkan bangsa. "Karena itulah, beliau menjadi proklamator dan pendiri bangsa sebab hidup dan mati untuk kepentingan bangsa dan negara ini," katanya.

Soal sosok Gus Dur, Ali berpandangan cucu pendiri Nadhlatul Ulama KH Hasyim Asy'ari itu mempunyai komitmen yang kuat pada pluralisme di Indonesia.

Menurutnya, Gus Dur sangat memiliki pandangan terbuka terhadap perbedaan. "Komitmennya untuk pluralisme luar biasa. Meskipun diolok-olok oleh bangsanya sendiri," kata Ali.

Di tempat yang sama, salah satu capres Konvensi Rakyat, Ricky Sutanto mengatakan yang dibutuhkan Indonesia tidak hanya sekedar seorang pemimpin.

"Tapi, penyelamat bangsa yang rela berkorban untuk rakyatnya," kata Ricky dalam diskusi itu. "Saatnya muncul penyelamat bangsa," tegasnya.

Ia mengatakan seorang calon presiden harus punya data maupun rekam jejak yang baik selain itu juga memiliki konsep dan mengimplementasikannya hingga sukses.

Dia pun menjelaskan kalau menjadi presiden maka yang ingin disejahterakan adalah kaum buruh dan petani.

Menurutnya, pada zaman Belanda saja, gaji buruh sebulan cukup untuk dua bulan. "Tapi, kalau sekarang gaji sebulan hanya cukup untuk sepuluh hari," tegasnya.

Karenanya, ia akan menciptakan konsep GDHR atau Gaji Dasar Hidup Rakyat yang per bulan mencapai Rp 4 juta.

"Gaji Dasar Hidup Rakyat itu minimal Rp 4 juta," katanya. Selain itu, Ricky juga berjanji akan mensejahterahkan para petani di Indonesia. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anas Tabuh Genderang Perang dengan SBY


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler