jpnn.com, JAKARTA - Tren jumlah penderita kanker payudara dari tahun ke tahun makin meningkat. Jika sebelumnya hanya 1,2 persen penderita, tahun ini meningkat jadi 1,4 persen. Tidak hanya menyerang perempuan usia di atas 40 tahun, tapi juga kalangan remaja.
Menurut Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Agum Gumelar, dari laporan para dokter yang masuk dalam yayasan kanker, anak-anak remaja usia 15-17 tahun juga rentan terserang kanker payudara.
BACA JUGA: Kanker Payudara tak Bisa Disembuhkan dengan Obat Herbal
Penyebabnya, adalah meningkatnya hormon estrogen ditambah gaya hidup yang tidak sehat. Contoh kegemaran mengonsumsi junkfood, terpapar polusi, stres, dan lain-lain.
"Kami dapat laporan dari para dokter kalau mereka menemukan kasus anak-anak remaja usia 15 dan 17 tahun kena kanker payudara. Ini sangat ironis, karena kanker sudah menyerang remaja juga," kata Linda yang ditemui di sela-sela kegiatan Fun Walk kawasan FX Senayan, Minggu (7/10).
BACA JUGA: Kerja Malam Hari Picu Tingkatkan Risiko Kena Kanker Payudara
Lewat kegiatan Fun Walk, lanjut Linda, masyarakat diberikan edukasi soal peduli kanker. Dalam kampanye Oktober bulan peduli kanker payudara internasional, para perempuan diberikan beruang pink Double Tree by Hilton Jakarta. Dikatakan Nils Arne Schroeder GM Double Tree, beruang pink simbol kepedulian dan simpati akan para pejuang kanker payudara di Indonesia.
Masyarakat bisa mengunggah momen dengan boneka beruang pink ke akun Instagram, Facebook atau medsos lainnya dengan tagar #DoubleTreePinkMonth dan #DoubleTreeYKPI.
BACA JUGA: Fakta Atau Mitos Deodoran Penyebab Kanker Payudara
"YKPI terus mengkampanyekan Oktober sebagai bulan peduli kanker payudara internasional. Dua tahun ini kami mendapat support dari Double Tree by Hilton Jakarta yang sangat concern mengkampanyekan peduli kanker payudara," terang Linda.
Dia menyebutkan, kanker payudara adalah penyakit yang paling banyak penderitanya di Indonesia. Ironisnya, 70 persennya dalam stadium lanjut. Di RS Dharmais, 40 persennya adalah penderita kanker payudara. Semuanya statusnya sudah ganas sehingga peluang sembuh makin kecil.
Untuk menekan angka kematian penderita kanker payudara, Linda mengajak seluruh masyarakat peduli terhadap dirinya dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Jangan menunda memeriksakan ke dokter jika merasakan kejanggalan di payudaranya atau merasakan sakit.
Linda juga mendorong kesehatan reproduksi masuk dalam pelajaran di sekolah. Siswa yang sudah menstruasi bisa melakukan pemeriksaan sendiri. Jika ada benjolan segera ke dokter dan tidak semua benjolan itu adalah kanker payudara. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketahuilah, Gejala Kanker Payudara Tidak Hanya Benjolan
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad