Kanselir Jerman Takut Perang, Rusia Bisa Tenang

Jumat, 22 April 2022 – 23:27 WIB
Kanselir Jerman Olaf Scholz. Foto: Michael Sohn / POOL / AFP

jpnn.com, BERLIN - Kanselir Jerman Olaf Scholz menegaskan bahwa NATO tidak boleh mengerahkan kekuatannya untuk menghentikan aksi militer Rusia di Ukraina. Aliansi pertahanan itu justru harus berada sejauh-jauhnya dari pasukan Rusia.

Hal itu dikatakannya ketika ditanya tentang kegagalan Jerman mengirimkan senjata berat ke Ukraina dalam sebuah wawancara dengan Der Spiegel .

BACA JUGA: Anggota G20 Rencanakan Aksi Boikot Rusia, Saatnya Indonesia Tegas

Menurut dia, NATO harus menghindari konfrontasi militer langsung dengan Rusia yang dapat menyebabkan perang dunia ketiga.

Scholz tengah menghadapi kritik yang berkembang di dalam dan luar negeri karena keengganan pemerintahnya untuk mengirimkan senjata berat perang darat, seperti tank dan howitzer, ke Ukraina untuk membantunya menangkis serangan Rusia.

BACA JUGA: Rusia Makin Terpojok, Bu Sri Sebut Ini Permintaan Anggota G20

Ditanya dalam wawancara panjang yang diterbitkan pada Jumat mengapa menurutnya pengiriman tank dapat menyebabkan perang nuklir, dia mengatakan tidak ada aturan yang menyatakan kapan Jerman dapat terlibat dalam perang di Ukraina.

"Itulah mengapa semakin penting bahwa kita mempertimbangkan setiap langkah dengan sangat hati-hati dan berkoordinasi erat satu sama lain," katanya.

BACA JUGA: Paus Mengaku Dilarang Bertemu Pemimpin Gereja Ortodoks Rusia

"Untuk menghindari eskalasi terhadap NATO adalah prioritas utama bagi saya."

"Itulah mengapa saya tidak fokus pada jajak pendapat atau membiarkan diri saya terganggu oleh panggilan telepon yang berdering. Konsekuensi dari satu kesalahan akan sangat dramatis."

Pernyataan ini tak selaras dengan pernyataan Scholz sebelumnya tentang topik itu, yang menitikberatkan pada fakta bahwa stok militer Jerman sendiri akan habis dengan mengirimkan persenjataan berat untuk perang darat, sementara persenjataan yang menurut industri Jerman dapat dipasok sulit digunakan oleh militer Ukraina karena mereka terbiasa memakai senjata buatan Rusia.

Ditanya mengapa dia tidak menjelaskan keengganan pemerintahnya mengirim senjata berat terkait dengan ancaman perang nuklir, dia mengatakan "simplifikasi-simplifikasi" seperti itu tidak membantu.

Secara terpisah, Scholz mempertahankan keputusannya untuk tidak segera mengakhiri impor gas Rusia dari Jerman sebagai tanggapan atas apa yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.

"Saya sama sekali tidak melihat bagaimana embargo gas akan mengakhiri perang. Jika (Presiden Rusia Vladimir) Putin terbuka terhadap argumen ekonomi, dia tidak akan pernah memulai perang gila ini," katanya.

"Kedua, Anda bertindak seolah-olah (keputusan tak mengakhiri impor gas Rusia) ini tentang uang. Tapi keputusan ini tentang menghindari krisis ekonomi yang dramatis dan hilangnya jutaan pekerjaan dan pabrik yang tidak akan pernah lagi beroperasi."

Scholz mengatakan keputusan ini akan memiliki konsekuensi yang cukup besar, tidak hanya untuk Jerman tapi juga untuk Eropa, dan pembiayaan masa depan rekonstruksi Ukraina. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler